REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane mengatakan, kasus penembakan misterius di Jakarta selalu berulang dan pelakunya tidak pernah terungkap. Dia menjelaskan, seluruh kasus penembakan tersebut tidak terungkap siapa pelaku dan apa motifnya.
Neta mengatakan, pengadaan CCTV sangat diperlukan untuk mengungkap kasus penembakan misterius yang terjadi di kediaman Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini Selasa (2/4) lalu. Menurut dia, tidak tersedianya CCTV akan menyulitkan polisi dalam mengungkap dan menangkap pelaku penembakan misterius.
"Jangankan mencari senjata api lewat proyektil yang ditemukan itu, mencari sepeda motor atau mobil yang hilang saja polisi jarang berhasil," ujar Neta, Senin (8/5).
Terkait penembakan ini, banyak yang mengaitkannya dengan tindak peneroran yang sebelumnya dialami penyelidik senior KPK Novel Baswedan. Neta menjelaskan, teror adalah seluruh kejahatan yang membahayakan nyawa seseorang dan dilakukan di kediaman seseorang, meskipun pelaku tidak berniat melukai orang tersebut.
Dia juga mendukung keputusan polri untuk melakukan penyelidikan langsung atas kasus Novel Baswedan ke Singapura. Menurut dia, Polri memang seharusnya dapat menggali informasi lengkap tentang ciri-ciri pelaku penyiraman air keras kepada Novel selaku korban.
"Diharapkan novel mengenali orang yang menyiramnya dengan air keras agar polisi punya petunjuk detail tentang pelaku," ujar dia.