REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Menteri BUMN Rini M Soemarno menyatakan bahwa pabrik-pabrik gula di Jawa Timur yang tidak efisien akan ditutup, setelah pemerintah membangun pabrik gula baru yang kapasitas gilingnya lebih besar.
"Jadi begini, pabrik-pabrik gula yang tidak efisien dan terlalu kecil serta tidak bisa ditingkatkan kapasitasnya atau tidak bisa dimodernisasi tentu akan ditutup. Kemudian kami akan membangun pabrik gula baru yang besar," katanya seusai acara peletakan batu pertama program Modernisasi dan Peningkatan Kapasitas Giling 6.000 ton PG Asembagus, Kabupaten Situbondo, Senin (8/5).
Menurutnya, penutupan pabrik gula yang tidak efisien dan tidak dapat dimodernisasi itu sampai saat ini masih dalam proses. Petani tebu, katanya, diminta untuk tidak perlu khawatir dengan rencana pemerintah melakukan penutupan pabrik gula tidak efisien karena tebu petani akan tetap digiling.
Di Jawa Timur, katanya, akan segera dibangun pabrik gula baru yang kapasitasnya lebih besar dan minimal kapasitas gilingnya seperti di Pabrik Gula Asembagus, Kabupaten Situbondo, yang pada tahun depan (2018) mampu menggiling 6.000 ton tebu per hari dari kapasitas 3.000 ton tebu per hari.
Sementara di waktu yang sama Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XI, Moch Cholidi, mengatakan sesuai komitmen Menteri BUMN jika animo petani menanam tebu tetap tumbuh bagus di Situbondo atau masyarakatnya semakin banyak menanam tebu akan dibangunkan pabrik gula baru. "Jadi setelah peningkatan kapasitas giling di PG Asembagus dari 3.000 ton tebu perhari menjadi 6.000 ton per hari pada tahun depan (2018) tidak menutup kemungkinan pabrik gula baru akan dibangun," katanya. Sebelumnya, Menteri BUMN Rini M Soemarno dalam kunjungan kerjanya melakukan peletakan batu pertama dalam program Modernisasi dan Peningkatan Kapasitas Giling 6.000 ton per hari PG Asembagus.