REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dakwah di bumi cenderawasih pada masa sekarang tidak bisa lepas dari sosok Ustaz Fadlan Garamatan. Sosok yang sempat menjadi Tokoh Perubahan Republika ini fokus menyemai benih-benih Islam di tanah Nuu War lewat Al Fatiih Kaffah Nusantara (AFKN).
Wartawan RepublikaRahmat Fajar berkesempatan kembali untuk mewawancarai Ustaz Fadzlan. Beragam isu tentang perkembangan dakwah di Papua menghangatkan wawancara kali ini. Berikut kutipannya.
Bagaimana perkembangan dakwah Islam di Papua?
Kekuatan dakwah itu ada kesiapan orang-orang yang berdakwah dari waktu ke waktu. Terus-menerus mengabarkan, mengajar, membimbing orang-orang yang ingin memahami, mendalami Islam lebih baik, itu kuncinya.
Dengan konsep yang sudah diperintah oleh Allah dalam surah an-Nahl ayat 125, kalau dilakukan dengan baik, mengarahkan dengan baik, mengajak dengan baik maka dari waktu ke waktu cepat atau lambat akan berkembang terus-menerus. Konsep itu yang dipakai untuk berdakwah di wilayah di Nuuwar (Papua) sehingga dari waktu ke waktu orang mengenal Islam orang memahami Islam. Melihat sikap akhlak Islam akhirnya mereka mendapatkan hidayah dan petunjuk dari Allah. Jadim pertama itu dakwah harus terus-menerus.
Apa perbedaannya antara dakwah masa lalu dan sekarang? Apakah ada kesamaan?
Dulu itu mereka menggunakan perilaku untuk mengambil simpati orang yang belum mengenal mereka (dai). Saat ini kita melanjutkan dari mereka dan dakwah yang paling ampuh, yaitu kekuatan akhlak, perilaku. Karena, contoh ini mengambil dari rasulullah SAW sebagai contoh. Contoh pemimpin, contoh ulama rasulullah kita ikuti. Sehingga, tidak boleh membuat perbedaan antara dakwah masa lalu dan masa kini. Hanya, waktu dulu terbatas dengan fasilitas sekarang modern tanpa meninggalkan apa yang diwariskan rasulullah.
Sebagai Presiden AFKN, organisasi yang bergerak di bidang dakwah pedalaman, strategi apa yang dilakukan?
Berdakwah harus berjalan bersama Bil Lisan, Bil Hal perilaku akhlak itu dilakukan kepada lokasi di mana kita berdakwah menyampaikan kepada mereka. Biasa awal-awal mereka tidak menerima, mengusir, itu wajar. Tapi, mengajak mereka, membimbing, lama kelamaan memahami. Ini yang kita pakai, kita juga tidak hanya mengajak mereka, tapi juga mengarahkan, membimbing mereka, mendoakan mereka supaya lebih baik.
Bagaimana dengan dukungan pemerintah terhadap kegiatan dakwah di Papua?
Pemerintah di papua saya kira enggak ada masalah karena selama ini mereka memberikan dukungan.
Bagaimana dengan lembaga dakwah lainnya?
Semua lembaga dakwah mempunyai strategi dakwah berbeda-beda, tapi ketika kita berbicara akidah, tauhid, perbedaan menjadi kekuatan bersama jangan menganggap kita yang paling hebat. Muhamadiyah, NU, Al wasliyah dengan dakwahnya, tetapi ketika dalam kekuatan tauhid harus bersama-sama.
Hambatan melakukan dakwah di pedalaman?
Pertama, harus dipahami oleh semua pendakwah jangan menjadikan tantangan rintangan, cemooh, cacian, fitnah, usiran, penjara menjadi masalah dalam dakwah. Enggak boleh. Itu adalah resep dakwah harus dimilik para dai. Enggak penting pujian manusia. Dai yang penting mengantarkan hidayah dan petunjuk dengan visi misi hidupnya.
Apa yang perlu dipersiapkan para dai di pedalaman?
Saya kira tujuan kita melanjutkan rasulullah bagaimana mengantarkan Islam sebagai pencerahan dan ini warisan yang harus dijaga kita semua di bawa ke gunung, pantai, kekuatan besar dengan menyamakan visi misi. Jadi, jangan lihat apa nilai yang ditawarkan, tapi apa niat yang ingin kita lakukan.