Selasa 09 May 2017 18:45 WIB

Nama Ali Makin Berkibar di Peperangan Khaibar

Pasukan Muslim/ilustrasi
Foto: historia
Pasukan Muslim/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuatnya pertahanan kaum Yahudi membuat pertempuran berlangsung sengit. Namun, kesigapan dan kekompakan yang dilakukan pasukan kaum Muslim membuat mereka mampu mengalahkan kekuatan Yahudi.

Di Khaibar inilah nama Ali bin Abi Thalib menjulang. Keberhasilannya dalam menembus pintu benteng pertahanan Yahudi dan kemudian menjadi perisai kaum Muslim  selalu dikisahkan dari abad ke abad. Harits bin Abu Zainab yang ditunjuk sebagai komandan pasukan kaum Yahudi setelah Sallam tewas juga berhasil dibunuhnya. 

Satu demi satu benteng Yahudi di Khaibar dapat dikuasai pasukan Muslim. Namun, di dua benteng terakhir, tentara-tentara Yahudi bertahan dengan sangat gigih sehingga banyak korban yang jatuh, baik di pihak Islam maupun pihak mereka.

Namun, lambat laun pihak Yahudi menyerah dan menyatakan bersedia keluar dari Khaibar bersama dengan keluarganya masing-masing. Seluruh benteng kemudian diserahkan kepada pasukan umat Islam. 

Di dalam benteng-benteng tersebut, kaum Muslim memperoleh banyak senjata dan menemukan ribuan kitab Taurat. Kaum Yahudi kemudian meminta kitab-kitab tersebut dikembalikan. Tuntutan ini dikabulkan oleh Rasulullah SAW. 

Bahkan, Rasulullah juga memerintahkan pasukannya untuk tetap melindungi warga Yahudi dan seluruh kekayaannya selama dalam perjalanan ke luar Khaibar. Kecuali, seorang Yahudi bernama Kinana bin Rabi yang terbukti berbohong saat dimintai keterangan oleh Rasulullah.

Perlindungan itu sengaja diberikan Rasulullah untuk menunjukkan perbedaan perlakuan umat Islam dan Kristen terhadap pihak yang dikalahkan. Pasukan Kristen dari Kekaisaran Romawi biasanya akan akan menghancurkan kelompok Yahudi yang dikalahkannya. Sekarang kaum Yahudi Khaibar diberi kemerdekaan untuk mengatur dirinya sendiri sepanjang mengikuti garis kepemimpinan Rasulullah.

Perang Khaibar ini diceritakan menelan korban 93 orang dari pihak Yahudi dan 15 orang dari pihak pasukan Muslim. Rasulullah pun sempat tinggal beberapa lama di Khaibar. Namun, di tempat ini Rasulullah nyaris diracun oleh Zainab binti Harits, istri Sallam bin Misykam, komandan pasukan Yahudi yang tewas dalam pertempuran.

 Saat itu, Zainab mengirim sepotong daging domba untuk pasukan Rasulullah. Rasulullah SAW pun sempat menggigit sedikit daging tersebut, tetapi segera memuntahkannya setelah merasa ada hal yang ganjil. Namun, tidak demikian halnya dengan sahabat Rasul, Bisyri bin Bara. Dia wafat lantaran memakan daging tersebut.

Setelah Khaibar ditaklukkan, rombongan pasukan Rasulullah pun kembali ke Madinah melalui Wadil Qura, wilayah yang dikuasai kelompok Yahudi lainnya. Sempat juga terjadi pertempuran di tempat ini. Namun, sebagaimana di Khaibar, mereka kemudian berhasil ditaklukkan juga. Sementara itu, kaum Yahudi di Taima’ mengulurkan tawaran damai tanpa melalui peperangan.

Dengan penaklukan kaum Yahudi tersebut, Islam di Madinah telah menjadi kekuatan utama di Jazirah Arab. Ketenangan masyarakat pun semakin terwujud. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement