REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meyakini iklim investasi sepanjang tahun 2017 ini akan terjaga, sejalan dengan perbaikan ekonomi global di awal tahun ini.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan, pertumbuhan investasi yang berlanjut di tahun ini diyakini bisa mendorong pertumbuhan kredit di atas 10 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun lalu yang tertahan di angka 9 persen.
Tak hanya itu, Sri juga menyebutkan bahwa dari sisi pasar modal, menunjukkan semakin tingginya minat korporasi untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO). Artinya, lanjut Sri, pelaku usaha di Indonesia sudah meyakini bahwa iklim investasi sudah pulih.
"Ekspektasi pertumbuhan kredit bisa mencapai 10-12 persen. Kita akan jaga momentum positif agar mesin pertumbuahn tetap terjaga agar konsumsi pemerintah," ujar Sri ditemui di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Selasa (9/5).
BPS menunjukkan, dari sisi investasi, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami kenaikan 13,2 persen. Pertumbuhan investasi secara menyeluruh menyentuh 4,81 persen.
Sri menambahkan, dari sisi kinerja perdagangan, pertumbuhan ekspor yang mengalami peningkatan di kuartal pertama memberi sinyal bahwa pertumbuhan sudah mulai merata. Kinerja perdagangan baru mulai pulih di kuartal keempat tahun lalu. Pertumbuhan eksport tercatat sebesar 8,04 persen, berbalik dibanding capaiannya di periode yang sama tahun 2016 lalu minus 3,29 persen.
"Kami melihat profill pertumbuhan sudah mulai merata. Ada konsumsi pemerintah, walau masih dianggap namun itu positif. Yang terpenting investasi dan ekspor sudah mulai recover," jelas Sri.