Selasa 09 May 2017 19:45 WIB

Investasi Pulih, Menkeu Optimistis Kredit Tumbuh di Atas 10 Persen

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meyakini iklim investasi sepanjang tahun 2017 ini akan terjaga, sejalan dengan perbaikan ekonomi global di awal tahun ini.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan, pertumbuhan investasi yang berlanjut di tahun ini diyakini bisa mendorong pertumbuhan kredit di atas 10 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun lalu yang tertahan di angka 9 persen.

Tak hanya itu, Sri juga menyebutkan bahwa dari sisi pasar modal, menunjukkan semakin tingginya minat korporasi untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO). Artinya, lanjut Sri, pelaku usaha di Indonesia sudah meyakini bahwa iklim investasi sudah pulih.

"Ekspektasi pertumbuhan kredit bisa mencapai 10-12 persen. Kita akan jaga momentum positif agar mesin pertumbuahn tetap terjaga agar konsumsi pemerintah," ujar Sri ditemui di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Selasa (9/5).

BPS menunjukkan, dari sisi investasi, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami kenaikan 13,2 persen. Pertumbuhan investasi secara menyeluruh menyentuh 4,81 persen.

Sri menambahkan, dari sisi kinerja perdagangan, pertumbuhan ekspor yang mengalami peningkatan di kuartal pertama memberi sinyal bahwa pertumbuhan sudah mulai merata. Kinerja perdagangan baru mulai pulih di kuartal keempat tahun lalu. Pertumbuhan eksport tercatat sebesar 8,04 persen, berbalik dibanding capaiannya di periode yang sama tahun 2016 lalu minus 3,29 persen.

"Kami melihat profill pertumbuhan sudah mulai merata. Ada konsumsi pemerintah, walau masih dianggap namun itu positif. Yang terpenting investasi dan ekspor sudah mulai recover," jelas Sri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement