REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Presiden Joko Widodo saat membuka Pekan Nasional (PENAS) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XV di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh, mengatakan para petani untuk memperhatikan komoditas-komoditas yang harganya prospeksius.
“Karena sebetulnya sekarang ini, salah satu komoditas yang harganya terus naik dan masih kurang adalah kakao. Pabriknya ada, suplainya tidak ada,” ungkap Presiden.
Selanjutnya kepada petani kakao, Presiden minta agar terus ditingkatkan produksinya karena komoditas ini sangat dibutuhkan oleh industri kakao dalam negeri. Presiden Jokowi berharap kepada pemerintah daerah untuk lebih melihat tanaman unggul yang saat ini berkembang untuk bisa dikelola didaerahnya.
“Gubernur, bupati, wali kota harus melihat tanaman-tanaman unggulan untuk daerahnya yang memiliki harga yang baik,” Presiden menegaskan.
Salah satu tanaman unggulan daerah yang rencananya dilaunching oleh Presiden RI pada acara tersebut adalah klon kakao BL50. Adanya perubahan acara, akhirnya klon kakao unggulan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) dan Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat tersebut secara resmi di launching pada Kongres Munas MPPI (Masyarakat Perbenihan dan Pembibitan Indonesia) ke III 2017 yang merupakan acara integral dari PENAS KTNA XV Aceh.
Dengan karakteristik buah besar, biji besar dan banyak, produksi tinggi, serta berbuah sepanjang tahun, klon kakao BL50 dengan kualitas premium ini juga pernah mendapatkan penghargaan International Cocoa Awards pada tahun 2015 sebagai salah satu dari 50 sampel terpilih.
Sekadar mengingatkan bahwa Klon kakao BL50 telah dilepas sebagai varietas unggul baru (VUB) melalui sidang pelepasan varietas dan dinyatakan lulus oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) Tanaman Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian sebagai VUB pada Jumat (21/4).
Dengan dirilisnya VUB kakao BL50 akan memberikan dampak positif terhadap perkakaoan Indonesia mengingat produktivitas yang mencapai 3,69 ton/ha serta ketahanan terhadap hama penggerek buah kakao (PBK), serta penyakit busuk buah (BBK) dan vascular streak dieback (VSD).