Rabu 10 May 2017 06:18 WIB

Macron Klarifikasi Soal Tuduhan Misogini dan Homoseksual

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Prancis terpilih sekaligus pendiri gerakan En Marche, Emmanuel Macron.
Foto: Reuters
Presiden Prancis terpilih sekaligus pendiri gerakan En Marche, Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden terpilih Emmanuel Macron selama ini diduga mengalami misogini (kebencian terhadap perempuan) dan homoseksual. Ia menilai tuduhan tersebut ditujukan kepadanya hanya karena anggapan bahwa ia tidak bisa mencintai istrinya yang usianya terpaut 20 tahun lebih tua darinya.

Kepada surat kabar Prancis Le Parisien, Macron menjelaskan spekulasi tentang orientasi seksualnya dan apa yang ia sebut sebagai kehidupan paralel yang ada padanya. Macron mengatakan, jika istrinya lebih muda, maka tidak akan ada orang yang akan mempertanyakan validitas hubungannya.

"Jika saya berusia 20 tahun lebih tua ketimbang istri saya, tidak ada yang berpikir bahwa saya tidak bisa memiliki pasangan intim," katanya, seperti dikutip Independent, Selasa (9/5). "Itu karena istri saya 20 tahun lebih tua dari saya, yang banyak orang katakan hubungan ini tidak bisa dipertahankan, tidak mungkin."

Pandangan miring terhadap hubungannya menurutnya hanya karena kesalahpahaman orang-orang mengenai pandangan tradisional tentang masyarakat. Macron bertemu dengan istrinya, Brigitte Trogneaux, ketika ia masih berusia 15 tahun.

Saat itu ia sebagai murid kelas drama dan Brigitte adalah gurunya. Keduanya menjalin hubungan saat mereka bekerja bersama menulis ulang sebuah drama. Mereka kemudian menikah pada 2007, saat usia Macron 30 tahun dan Brigitte 54 tahun. Brigitte menjadi pendamping setia Macron selama kampanye kepresidenannya.

Dia mengklaim bahwa homofobia akan merajalela di Prancis. Karena orang-orang akan menuduhnya sebagai homoseksual. Yang seolah-olah itu adalah sebuah noda atau penyakit tersembunyi. Menurut dia, orang-orang yang mempercayai rumor tersebut telah kehilangan akal sehat. Dan memiliki masalah besar dengan homoseksualitas.

"Ada masalah besar dengan masa depan masyarakat dan pandangan mereka terhadap perempuan," ujarnya.

Macron mengakui, berbagai rumor yang dituduhkan kepadanya membuat orang-orang di sekitarnya menjadi tidak stabil. Dan dia merasa sedih karena politik (saat ini) tidak beradab lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement