Rabu 10 May 2017 09:00 WIB

Duka Palestina untuk Fatima Hjeiji

Poster yang memuat foto remaja Palestina yang ditembak mati pada 7 Mei 2017 oleh tentara Israel, Fatima Hjeiji yang ditempel di dinding Qarawat Bani Zeid.
Foto: Nigel Wilson/Aljazirah
Poster yang memuat foto remaja Palestina yang ditembak mati pada 7 Mei 2017 oleh tentara Israel, Fatima Hjeiji yang ditempel di dinding Qarawat Bani Zeid.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Di rumah keluarga Hjeiji di Desa Qarawat Bani Zeid, Tepi Barat, teman dan kerabat Fatima Hjeiji (16 tahun) berbaris memberikan penghormatan terakhir. Satu per satu dari mereka memeluk ibu Fatima, Dareen Hjeiji, dan menyampaikan ucapan belasungkawa.

"Dia gadis yang sangat cantik. Semua orang di sekolah mencintainya. Saya berada satu kelas bersamanya sejak kelas satu, dia memiliki karakter yang sangat kuat dan tidak takut mengatakan apa pun yang dia mau," kata Nadin Imad (17), teman Fatima di sebuah sekolah perempuan di Desa Qarawat Bani Zeid.

Sore hari sebelumnya, pada Ahad (7/5), keluarga Hjeiji melakukan aktivitas seperti biasa. Saat itu, Fatima pulang sekolah pada pukul 13.30 dan langsung menemui ibunya.

"Hari itu adalah hari biasa, tidak ada yang aneh. Dia bercerita tentang sekolah, teman, guru, dan kegiatannya. Tapi saya harus mengunjungi dokter, jadi saya meninggalkan rumah. Fatima tidak memberitahu saya dia akan pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi keluarga di sana," kata Dareen, dikutip Aljazirah.

Paman Fatima, Salameh Hjeiji mengatakan ia yakin remaja itu telah pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi paman dan bibinya. Selain tidak memberitahu keluarga, Fatima juga tidak memiliki izin melewati pos pemeriksaan Israel yang memisahkan Yerusalem dari wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel.

Malam itu, seorang anggota keluarga Hjeiji menerima telepon dari DCO, kantor koordinasi militer Palestina-Israel di Tepi Barat. Telepon itu memberitahu Fatima telah ditembak mati oleh polisi paramiliter Israel di dekat Gerbang Damaskus di Yerusalem.

Ayah Fatima, Afeef Hjeiji, kemudian menerima telepon dari seorang pejabat intelijen Israel. Pejabat tersebut memintanya datang ke Yerusalem dan mengidentifikasi tubuh Fatima. Afeef juga diinterogasi oleh petugas intelijen selama tiga jam.

Polisi Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, Fatima memegang sebuah pisau dan mencoba menyerang petugas paramiliter Israel di dekat pintu masuk. Polisi akhirnya menembak dan menewaskan remaja tersebut.

Pernyataan itu menambahkan, ada sebuah surat yang ditemukan di pakaian Fatima. Surat yang mengutip ayat Alquran itu ditujukan kepada keluarganya, dengan ditambah tulisan 'syahid'.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement