REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Tujuh militan dari kelompok teroris Abu Sayyaf menyerahkan diri kepada militer Filipina di Kota Luuk, Provinsi Sulu, pada Rabu (10/5). Juru bicara Komando Mindanao Barat, Kapten Jo-Ann Petinglay, mengatakan mereka juga menyerahkan senjumlah senjata api yang mereka miliki.
"Mereka adalah pengikut Alhabsy Misaya yang telah terbunuh, seorang komandan ekstremis Abu Sayyaf dan penculik terkenal yang berlayar menyeberangi perbatasan laut ke Malaysia untuk menculik turis dan pelaut demi mendapatkan uang tebusan," ujar Petinglay, dikutip Anadolu.
Petinglay mengatakan ketujuh militan Abu Sayyaf itu menyamar dan membawa serta senjata api laras panjang dan pendek termasuk pistol kaliber .45, Armalite, dan Garands. Mereka akan mengucapkan sumpah di atas Alquran untuk tidak lagi melibatkan diri dalam tindakan terorisme atau pelanggaran hukum lainnya.
"Mereka menyerah karena takut pasukan pemerintah tiba-tiba berada di depan pintu rumah mereka. Mereka mengaku tidak lagi merasa aman setelah Misaya terbunuh," ujar dia.
Dengan demikian militan kelompok Abu Sayyaf yang sudah menyerahkan diri mencapai 47 orang. Dalam beberapa pekan terakhir, 40 orang anggota kelompok itu telah menyerahkan diri di Provinsi Basilan, Tawi-Tawi, dan Sulu.
Kepala Komando Mindanao Barat, Letnan Jenderal Carlito Galvez Jr., mengatakan militan tersebut menyerah kepada militer tanpa mendapatkan apapun sebagai balasannya.
"Mereka hanya ingin hidup. Mereka telah kelaparan dan takut memerangi pasukan pemerintah. Kami akan berkoordinasi dengan instansi pemerintah lainnya untuk reintegrasi mantan militan Abu Sayyaf dalam masyarakat," kata Galvez.