REPUBLIKA.CO.ID, NATUNA -- Warga Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau merasakan berbagai manfaat dengan kehadiran BRILink di wilayah perbatasan tersebut. Kehadiran agen BRILink di Pulau Tiga seakan dapat melipat jarak lantaran jarak ke kantor PT BRI (Persero) Tbk. sangat jauh.
Seperti diceritakan Zuldarmansyah (29 tahun). Sejak menjadi agen BRILink, Zul mengaku mendapatkan berbagai manfaat, tak hanya untuk dia, tetapi untuk warga di desanya.
"Biasanya transaksi keuangan untuk membayar biaya kuliah, menabung dari hasil usaha ikan," tutur Zul saat ditemui di kediamannya di Pulau Tiga, Natuna, Kamis (4/5).
Ayah satu putra ini menuturkan, dalam satu bulan jumlah transaksi bisa mencapai Rp 20 juta. "Terkadang Rp 40 juta sampai Rp 50 juta. Kadang transaksi keuangan bisa mencapai 1.000 kali," ucap dia.
Ia mengungkapkan, satu tahun lalu modal awal menjadi agen BRILink adalah Rp 5 juta. "Sekarang sudah berkembang menjadi Rp 70 juta. Sejak menjadi agen BRILink pemasukan bertambah. Keuntungannya besar. Omzet per bulan Rp 4 juta sampai Rp 5 juta," tutur dia.
Hanafi (56), nasabah BRI yang juga ayah Zul menuturkan, kehadiran agen BRILink mempermudah warga Pulau Tiga bertransaksi keuangan. "Dengan ini (BRILink) lebih mudah," kata dia.
Mantan kepala desa ini menjelaskan, sebelumnya untuk menabung atau melakukan transaksi keuangan warga harus menyebrang ke Pulau Natuna.
"Biaya lebih besar, harus naik Pongpong (perahu khas Natuna), dan jarak kantornya juga jauh dari pelabuhan," ujar dia.
Di Kabupaten Natuna, Bank BRI memiliki tiga unit kantor, dengan dukungan sembilan anjungan tunai mandiri (ATM), dan 21 BRILink.
Kepala Cabang BRI Tanjung Pinang, Ali Masuron, menuturkan BRI sedang dalam proses meningkatkan fokus penghimpunan dana masyarakat. Sebab, kata dia, penyaluran kredit lebih besar daripada penghimpunan dana masyarakat.
"Posisi Maret kredit di Cabang kami totalnya Rp 120 miliar, sementara DPK Rp 80 miliar. Untuk kreditnya juga fokus ke retail, dan bukan untuk kredit pegawai," katanya.
Catatan kinerja yang cukup baik, menurut Ali menjadi cerminan potensi keuangan di wilayah Natuna. "Bicara tantangan, jelas masalah geografis, dan ketersediaan jaringan," jelasnya.