REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Umat Buddha diajak untuk terus meningkatkan tri kerukunan beragama. Maksudnya, kerukunan intern umat Buddha, antarumat Buddha dengan umat beragama lainnya, serta kerukunan umat Buddha dengan pemerintah.
Pesan ini disampaikan Ketua Umum Sangha Agung Indonesia YM. Khemacaro Mahathera pada perayaan Waisak di Candi Sewu, Klaten, Kamis (11/5). "Dalam menyambut detik-detik Waisak, mari menjaga kebhinekaan yang merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri," ujarnya.
Menurutnya, kebinekaan suku, ras, budaya, bahasa, dan agama adalah bukti nyata kekayaan bangsa Indonesia yang dipersatukan oleh ideologi bangsa, yaitu Pancasila. Meskipun berbeda-beda suku, ras, budaya, bahasa, dan agama, tetapi kita tetap satu, yaitu bangsa Indonesia yang mengharapkan kemerdekaan, kesejahteraan, kedamaian, dan keadilan.
Pemahaman ini, kata YM Khemacaro Mahathera, merupakan cerminan transformasi diri karena pengetahuan Dharma yang hanya memiliki saturasa, yaitu kebebasan Maka. Hal itu akan mendorong terciptanya kehidupan yang merdeka, sejahtera, damai, dan adil.
"Kebhinekaan harus dimaknai melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan pada kekuatan spiritualitas," tuturnya.
Dikatakannya, memahami kebinekaan dalam kebersamaan adalah sikap awal menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gagal dalam memahami kebhinekaan akan melahirkan diskriminasi, sektearianisme, radikalisme, terorisme, dan perpecahan di dalam NKRI.
Karena itu, YM Khemacaro Mahathera mengajak, umat Buddha untuk mulai kembali menciptakan kerukunan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama. Carannya, senantiasa memiliki perbuatan, ucapan, pikiran yang didasari cinta kasih, saling berbagi, tidak saling menyakiti, dan menghargai segala bentuk perbedaan.
Rangkaian Waisak di Candi Sewu diawali prosesi persembahan Amisapuja dan pentahbisan 8 orang menjadi bhikkhu. Selain itu, ada juga persembahan jubah oleh Sesditjen Caliadi dan DPP MBI kepada 8 orang yang akan ditahbis menjadi Bhikkhu di pelataran Candi Sewu.
Perayaan Waisak juga dikemas dengan Dharmasanti, Dhammatalk oleh YM. Sasana Bodhi, pementasan teater Roro Jonggrang oleh mahasiswa STIAB Smaratungga. Umat Buddah juga melaksanakan penghormatan tertinggi mengelilingi candi (pradhaksina). Sebagai puncak acara, umat Buddah melaksanakan meditasi detik-detik Waisak tepat pukul 04.42.29.