REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Komunitas Gerak Bareng (GB) menyelenggakan diskusi publik bertema "Menimbang Program Ramadhan Gerakan Sosial Society" di Sultan Hotel Bogor. Diskusi tersebut menghadirkan sejumlah praktisi gerakan filantropi yang salah satunya adalah Pendiri Dompet Dhuafa, Erie Sudewo, Direktur Baznas Arifin Purwakananta, dan Pendiri Sekolah Relawan Bayu Awtama.
Pendiri Komunitas Gerak Bareng (GB), Ahmad Zaki mengatakan, setiap Bulan Ramadhan, selama ini program yang diselenggarakan oleh umat kerap monoton, sehingga permasalahan masyarakat tidak selesai. Karena itu, kata dia, GB berharap pada Ramadhan kali ini menjadi momentum bangkitnya gerakan masyarakat sipil.
"Ini momentumnya adalah kita mau Ramadhan. Kebanyakan dari teman-teman itu kalau bikin program Ramadhan itu-itu aja, santunan yatim, baksos, buka puasa. Padahal, momen Ramadhan ini adalah momen di mana teman-teman bisa eksplore program sebanyak-banyaknya," ujarnya saat ditemui di sela-sela diskusi, Kamis (6/5).
Ia menuturkan, setiap datangnya Bulan Ramadhan pasti umat Islam banyak yang akan menyalurkan donasinya. Pasalnya, Bulan Ramadhan merupakan ladang pahala, sehingga banyak yang bersedekah dan sebagainya. "Dengan adanya momentum itu maka sayang kalau misalnya teman-teman di gerakan filantropi bikin programnya sama, bahkan tidak menyelesaikan masalah," ucapnya.
Karena itu, Zaki akan mengajak semua praktisi dan masyarakat untuk membahas program bersama dan diaplikasikan pada Bulan Ramadhan, sehingga dapat menyelesaikan inti permasalahan yang berada di tengah masyarakat. Menurut dia, masyarakat lah yang paling mengerti permasalahan yang ada di lingkungannya.
"Kalau bicara filantropi kan bagaimana caranya di Bulan Ramadhan ini mengubah Dhuafa menjadi Muzakki. Mengubah paradigma mereka yang awalnya meminta bisa memberi. Ini yang jadi esensi, program jangan yang itu saja, tapi yang lain banyak," katanya.
Untuk mewujudkan hal itu, tambah dia, perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk dari pemerintah sendiri, sehingga gerakan ini bisa menjadi tonggak perubahan. "Kemarin kalau umat Islam bersatu karena Surah Al Maidah sekarang bersatu dengan program," jelasnya.
Pembicara pertama diskusi tersebut, Erie Sadewo menyambut baik gerakan bersama tersebut. Menurut dia, untuk mewujudkan perubahan memang harus dilakukan secara berjamaah. Namun, komunitas tersebut juga perlu diformalkan. "Mau tidak mau tetap kita harus berjamaah, bersinergi. Berjamaah dan bersinergi itu gak bisa liar, harus ada komunitas yang dibariskan, kalau mau formal harus dilembagakan," katanya.
Melihat program-program pada Bulan Ramadhan, tambahnya, sebenarnya unsur kepedulian terhadap sesama manusianya sudah ada. Namun, masih banyak kekurangan. "Tapi saya tidak mau melihat kekurangannya, melihat positifnya saja. Jika ini semakin diberdayakan, keuntungannya adalah kebaikan untuk donatur, untuk teman-teman bisa menjadi profesional, dan orang-orang miskin bisa dibantu," katanya.