REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Musim pancaroba diperkirakan sudah mulai berlangsung sejak sepekan tarakhir, dan diperkirakan musim kemarau akan berlangsung sejak awal Juni 2017. Kepala Kelompok Teknisi pada Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, menyebutkan sudah mulai berlangsungnya musim pancaroba ditandai antara lain dengan datangnya angin timur di perairan selatan Jawa.
''Adanya angin timur ini biasanya menjadi pertanda akan datangnya musim kemarau,'' jelas Teguh, Kamis (11/5).
Namun dia mengingatkan, mulai adanya angin timur ditandai dengan gelombang tinggi di perairan selatan. ''Ketinggian gelombang bisa mencapai 3 sampai 4 meter. Kondisi ini sudah terjadi sejak sepekan lalu, dan masih akan berlanjut hingga beberapa hari ke depan,'' katanya.
Untuk itu, Teguh menyatakan BMKG Cilacap sudah menerbitkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan. Terutama untuk kawasan perairan di selatan Cilacap hingga Yogyakarta. ''Ketinggian gelombang hingga 3 sampai 4 m sangat berbahaya untuk aktivitas nelayan. Terlebih bagi perahu-perahu kecil yang banyak dioperasikan nelayan,'' katanya.
Dia menyebutkan, angin timur adalah angin yang datang secara periodik 6 bulan sekali. Angin bertiup dari arah Australia menuju Asia, dengan membawa massa udara yang panas dan kering. ''Ini yang penanda bahwa musim kemarau akan segara datang,'' jelasnya.
Sementara mengenai kondisi curah hujan, Teguh menyebutkan, curah sejak di wilayah Jateng selatan bagian barat, sudah mengalami penurunan sejak awal Mei 2017. Curah hujan sudah memasuki kategori sedang, antara 150 sampai 300 milimeter per bulan. ''Hujan yang turun juga bersifat lokal, dan umumnya terjadi pada petang atau malam hari,'' katanya.
Dia memperkirakan, mulai Juni 2017 sudah memasuki musim kemarau dan akan berlangsung hingga Oktober 2017. Namun selama masa pancaroba, hujan dengan intensitas lebat masih mungkin terjadi.