Jumat 12 May 2017 17:00 WIB

Ketika Pelaut Muslim Melintasi Kabut Atlantik

Red: Agung Sasongko
Pertemuan Samudra Atlantik dan Mediterania yang tidak bercampur satu dengan yang lain
Foto: wordpress
Pertemuan Samudra Atlantik dan Mediterania yang tidak bercampur satu dengan yang lain

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah bertahun-tahun, dia kembali dengan perahunya. Catatan perjalanan menarik lainnya ditulis Idrisi yang wafat pada 1166 M dalam karyanya, Nuzhatul Mushtaq. Dalam buku yang diterbitkan di Paris ini, dia menceritakan perjalananya. Menurut dia, sang nakhoda kapal ialah seorang Muslim bernama Ali ibn Yusuf ibn Tashfin.

Dia mengirim seorang perwiranya, Ahmad ibn Umar alias Raqsh al-Auzz, untuk menggempur pulau di lautan Atlantik. Malangnya, dia wafat sebelum berhasil melaksanakan tugasnya. "Di antara kabut lautan itu, tak ada yang bisa memastikan apa saja yang berada di sana," kata Idrisi. Selain buram oleh kabut, ombak Atlantik sangat besar dan berbahaya. Begitu pun karakter anginnya yang kencang.