Jumat 12 May 2017 20:48 WIB

In Picture: Kisah Seorang Difabel di Jalur Gaza

.

Rep: Ibraheem Abu Mustafa/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Peyandang difable Louy Al-Najar harus 'ngesot' di saat memanen gandum di Khan Younis Jalur Gaza selatan Ibraheem (FOTO : Ibraheem Abu Mustafa/Reuters)

Louy Al-Najar membantu petani menggiling gandum yang baru dipanennya di ladang gandum Khan Younis Jalur Gaza selatan Ibraheem (FOTO : Ibraheem Abu Mustafa/Reuters)

Louy Al-Najar kehilangan kedua kakinya karena terkena tembakan rudal Israel 9 tahun lalu. (FOTO : Ibraheem Abu Mustafa/Reuters)

Peyandang difable Louy Al-Najar menggigit pisau sabit setibanya di ladang gandum di Khan Younis Jalur Gaza selatan Ibraheem (FOTO : Abu Mustafa/Reuters)

Louy Al-Najar bersama anaknya merasa menjadi orang yang paling berbahagia di dunia ini. (FOTO : Ibraheem Abu Mustafa/Reuters)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- 9 tahun Louy Al-Najar kehilangan kedua kakinya saat perang antara Israel dengan Pejuang Palestina. Kakinya terkena ledakan mortir saat mengevakuasi korban dari gedung yang hancur dibom tentara Israel. Kehilangan kakinya tidak menyurutkan semangat lelaki 28 tahun untuk tetap berguna bagi lingkunganya.

Najar menyandang gelar sarjana sepulang proses rehabilitasi di Arab Saudi. Kini menggantungkan hidupnya dari sumbangan lembaga amal. Sambil merangkak di sepanjang ladang dia berujar “Disabilitas ada di dalam kepala. Bukan pada badan kita.”    

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement