REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan ribu organisasi di seluruh dunia terkena virus komputer bermana WannaCry. Perangkat lunak berbahaya ini mengunci data dan meminta pembayaran hingga 300 dolar AS sebelum memulihkan file-file yang diobrak-abrik oleh virus tersebut,
Infeksi di lebih dari 70 negara di dunia sedang dilaporkan oleh perusahaan keamanan. BBC Sabtu (13/5) menyebut, Rusia dan Spanyol adalah dua negara yang mengalami serangan paling parah.
75 Ribu Komputer Jadi Korban Serangan Siber Global
Tidak seperti banyak virus lainnya, WannaCry memiliki kemampuan untuk bergerak di sekitar jaringan dengan sendirinya. Kebanyakan virus lain mengandalkan manusia untuk menyebar dengan menipu pengguna untuk meng-klik sebuah file atau kode untuk menyembunyikan kode serangannya. Namun tidak demikian dengan virus ini.
Belum diketahui siapa yang membuat virus ransomeware ini. Ronsomeware kini menjadi jenis virus yang menjadi 'favorit' bagi peretas untuk mendapatkan keuntungan dengan mudah dengan cara menginfeksi file-file penting. Peretas bisa mencairkan uang dengan mudah karena mereka umumnya menggunakan mata uang virtual bitcoin yang sulit untuk dilacak.