Sabtu 13 May 2017 19:58 WIB

Pengamat: Perjuangkan Penangguhan Penahanan Ahok Lewat Jalur Hukum

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Bayu Hermawan
Pakar hukum Unpar Asep Warlan Yusuf (kanan).
Foto: Antara
Pakar hukum Unpar Asep Warlan Yusuf (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Parahyangan Bandung Asep Warlan Yusuf mengatakan adanya aksi atau tuntutan agar terpidana kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk dibebaskan dinilai sebagai keinginan yang moderat atau 'kompromi'. Artinya, hanya menggunakan jalan tengah dalam menyelesaikan suatu kasus hukum.

"Kalau ingin Pak Ahok dibebaskan perjuangkan lewat jalur hukum. Jalan terbaik sudah benar dengan pengajuan banding, tunggu saja itu," kata Warlan saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (13/5).

Warlan mengatakan, dengan banyaknya aksi yang dilakukan simpatisan Ahok dikhawatirkan itu menjadi tekanan dan intimidasi terhadap penegak hukum. Karena seharusnya putusan yang telah diputuskan majelis hakim pada persidangan patut dihormati dan dihargai oleh semua pihak.

"Begitupun nanti jika pada pengadilan tingkat kedua pun ada perubahan putusan hakim setelah terpidana ajukan banding. Keputusan itu pun wajib dihormati," tegas Warlan.

Warlan menyatakan, perdebatan yang sekarang terjadi di masyarakat terkait vonis Ahok bisa disebut logis dan wajar. Namun, diharapkan semua pihak tetap menjalankan pendapat atau aksi sesuai koridor dan ketentuan hukum dan aturan yang berlaku di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement