Ahad 14 May 2017 01:40 WIB

AS-Uni Eropa Segera Bahas Larangan Membawa Laptop ke Kabin Pesawat

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Penerbangan Keluar Negeri
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Penerbangan Keluar Negeri

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) tengah membicarakan pelarangan laptop dan tablet kedalam kabin pesawat. Hal ini berlaku bagi penerbangan dari Eropa masuk ke AS.

Perangkat tersebut ditakutkan dimanfaatkan bagi oknum untuk menyelipkan bom ke AS. Rencana pembatasan itu akan dibahas lebih lanjut saat kedua pemerintahan bertemu di Brussels pekan depan.

"Pertemuan itu akan membahas terkait politik dan menilai potensi resiko serta penanganannya di masa depan," kata seorang Juru Bicara Uni Eropa seperti diwartakan BBC, Ahad (14/5).

Sebelumnya, larangan ini merupakan lanjutan dari kebijakan pembatasan penerbangan dari delapan negara muslim menuju AS. Bahasan larangan tersebut hingga saat ini masih belum menemui kata sepakat.

Maret kemarin, AS melarang perangkat elektronik yang berukuran lebih besar dari ponsel masuk ke dalam kabin. Larangan tersebut berlaku bari penerbangan dari Turki, Maroko, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, dan Kuwait.

Pada saat yang bersamaan, Inggris memberlakukan hal serupa bagi penerbangan yang berasal dari enam negara. Mneteri Keamanan Dalam Negeri AS, John Kelly, pada Rabu (10/5) lalu bertemu dengan sejumlah maskapai AS membahas masalah tersebut.

Sementara, anggota kongres AS mengatakan regulasi itu akan segera berlaku. Kendati, rencana tersebut mendapat peringatan dari beberapa regulator di Eropa.

Mereka mengingatkan bahaya yang mungkin timbul saat menempatkan ratusan perangkat elektronik dalam bagasi pesawat. Api beresiko timbul saat baterai lithium-ion diletakan untuk penerbangan dalam waktu yang lama.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement