REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Petugas di Ibu Kota Yaman Sanaa yang berada di bawah kendali pasukan gerakan Houthi, menyatakan negara tersebut berada dalam tahap darurat, Ahad (14/5). Ini setelah menyebarnya kolera, yang menyebabkan 12 belas orang meninggal.
Kementerian Kesehatan Yaman memanggil organisasi kemanusiaan dan bantuan donor lainnya untuk membantu menyelesaikan permasalahan epidemik tersebut. Ini juga untuk mencegah musibah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.
Sistem kesehatan di Yaman menurun secara drastis selama dua tahun penuh perang. Saat ini Yaman masih belum stabil akibat adanya konflik antara pemberontak Houthi dan pasukan pemerintah yang didukung Saudi.
Kelompok pemberontak Houthi tersebut bersekutu dengan Iran, ditopang oleh negara Barat, dan berkoalisi dengan Arab Saudi. Lebih dari 10 ribu orang tewas terbunuh, sebagian besar oleh pasukan kekuatan udara,.
Menurut PBB, hanya sedikit fasilitas medis yang masih berfungsi. Dua pertiga dari populasi Yaman pun tidak memiliki akses air minum. Sedangkan menurut WHO, penyakit diare telah membunuh 51 orang di Sanaa sejak 27 April. Dan 2.752 orang mengalami gejala.
Sanaa merupakan daerah terparah akibat penyebaran penyakit. Diikuti oleh provinsi di sekitarnya yaitu Amanat Al-Samah. Terdapat pula laporan di beberapa kota lainnya termasuk Hodeidah, Taiz, dan Aden.
Menurut data WHO, 7,6 juta orang tinggal di area yang memiliki tingkat transmisi kolera tinggi. Sebanyak 17 juta orang dari 26 juta orang populasi Yaman pun kekurangan makanan. Setidaknya tiga juta anak-anak mengalami malnutrisi.
Baca juga, Serangan Satu Malam di Yaman Tewaskan 27 Orang.