REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina menjanjikan lebih dari 100 miliar dolar AS untuk membiayai proyek dan strategi 'One Belt, One Road' atau OBOR. Ini adalah inisiatif ambisius untuk memperkuat investasi, pengaruh, dan hubungan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
"Cina berusaha membangun kemitraan bisnis saling menguntungkan dengan negara lain yang berpartisipasi dalam inisiatif Belt & Road. Upaya ini dirancang untuk mendorong pertumbuhan di wilayah masing-masing, dan seluruh dunia," kata Presiden Cina, Xi Jinping dalam pidato pembukaan Forum One Belt, One Road, dilansir dari CNBC, Senin (15/5).
Sederet pejabat dan pemimpin bisnis dunia berkumpul di Beijing akhir pekan ini mendiskusikan inisiatif investasi ala Xi. Rencana tersebut bertujuan menghubungkan Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika dengan jaringan logistik dan transportasi luas, melibatkan 65 negara. Mereka bersama akan menyumbang sepertiga pendapatan domestik bruto (PDB) global dan 60 persen populasi dunia, menurut Oxford Economics.
Pimpinan Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde mengatakan Cina dalam jangka panjang membantu meningkatkan perdagangan global, investasi, dan kerja sama keuangan. Dengan berbagi manfaat investasinya lebih luas, pertumbuhan lebih kuat, lebih tahan lama, dan lebih inklusif.
Lembaga seperti Bank Dunia juga mengincar OBOR sebagai peluang untuk mendapatkan imbalan investasi lebih besar. Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim mencontohkan investasii 40 triliun dolar AS menghasilkan imbas hasil kurang dari satu persen.
Bagi Cina, ini adalah langkah untuk meningkatkan pengaruhnya di dunia, menopang akses ke sumber energi, dan mencari sumber pertumbuhan di luar negeri akibat perlambatan pertumbuhan domestik. Total perdagangan Cina dengan negara mitra OBOR lainnya mencapai tiga triliun dolar AS dari 2014 hingga 2016. Investasi Cina di negara-negara tersebut telah melampaui 50 miliar dolar AS.
Cina juga membangun 56 zona kerja sama ekonomi di 20 negara yang menghasilkan 1,1 miliar dolar AS. OBOR juga menciptakan lebih dari 180 ribu lapangan kerja di negara-negara mitra.