Senin 15 May 2017 09:29 WIB

Presiden Microsoft Kritik Intelijen AS Terkait Serangan Siber Global

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Angga Indrawan
Serangan siber yang diakibatkan oleh ransomware.
Foto: bbc
Serangan siber yang diakibatkan oleh ransomware.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden dan Kepala Petugas Hukum Microsoft Brad Smith mengkritik cara pemerintah Amerika Serikat (AS) menyimpan informasi tentang kelemahan keamanan sistem perangkat lunak komputer yang menjadi salah satu penyebab terjadinya serangan siber global pada Jumat (12/5) lalu. Menurutnya, serangan siber tersebut menjadi peringatan bagi pemerintah di seluruh dunia untuk mengambil tindakan.

Smith mengatakan serangan siber pada Jumat lalu pada dasarnya disebabkan karena adanya virus yang mampu mengeksploitasi kelemahan di Microsoft Windows. Virus ini pertama kali diidentifikasi oleh intelijen AS. Namun nahas, informasi dan data virus tersebut berhasil dicuri dari intelijen AS.

“Kami telah melihat kerentanan (perangkat lunak) yang disimpan oleh CIA muncul di Wikileaks. Dan sekarang kerentanan yang dicuri dari National Security Agency (NSA) telah mempengaruhi pengguna (Microsoft) di seluruh dunia,” kata Smith seperti dilaporkan laman BBC, Senin (15/5).

Ia mengimbau kepada pemerintah di seluruh dunia agar tidak meremehkan serangan siber ini. “Pemerintah dunia harus memperlakukan ini sebagai peringatan untuk mengambil tindakan,” ujarnya.

Smith mengatakan, Microsoft sebenarnya telah merilis sebuah sistem keamanan terbaru untuk melindungi pengguna dari ancaman dan serangan demikian pada Maret lalu. Namun menurutnya, banyak pengguna yang belum menjalankan sistem keamanan terbaru tersebut.

“Karena penjahat dunia maya menjadi lebih canggih, sama sekali tidak ada jalan bagi pengguna untuk melindungi diri dari ancaman kecuali mereka memperbarui sistem (keamanan) mereka,” ucap Smith.

Pada Jumat lalu, sekitar 90 negara di dunia mengalami serangan siber ransomware. Ransomware adalah virus yang memiliki kemampuan untuk membajak sistem komputasi dan mengenkripsi seluruh data yang berada di dalamnya. Untuk memulihkan akses, pengguna harus terlebih dulu membayar uang senilai 300 hingga 500 dolar AS menggunakan metode digital bitcoin. Sejak serangan pada Jumat tersebut, sekitar 150 negara telah terinfeksi penyebaran ransomware.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement