REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Video terkait penjelasan deklarasi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bersedia diusung oleh Partai Nasdem pada pencalonannya di Pilgub Jabar beredar di dunia maya. Video berdurasi 2:32 dari akun D'Channel berjudul Pengakuan Mengejutkan Ridwan Kamil 'Saya Terima Nasdem Karena Mereka Punya Media dan Kejaksaan' itu pun cukup menjadi perhatian.
Karena secara singkat, dalam video Ridwan Kamil yang saat itu berbicara dalam acara deklarasi dukungan komunitas Pesantren se-Jawa Barat, 23 April 2017, di Kabupaten Subang. Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan pada semua masyarakat yang hadir terkait keputusannya memilih Partai Nasdem karena punya media dan kejaksaan.
"Tiba-tiba Nasdem tidak banyak mikir, di posisi yang sama itu, langsung saja mendeklarasikan. Nasdem ini, dia punya media dan kejaksaan. Kalau saya tolak, kemungkinan banyak mudaratnya kepada saya, kepada pembangunan kota Bandung terganggu," ujar Emil dalam video tersebut.
Menurut Emil, video tersebut dipotong-potong. Karena, sebenarnya dalam video tersebut Ia sedang menjelaskan situasi dan posisi masing-masing partai besar saat ini kepada para ulama yang hadir.
"Itu tuh mengedukasi para ulama terkait politik. Jadi, para ulama itu bertanya, 'Masing-masing partai itu bagaimana? Lalu saya jelaskan'," ujar Emil kepada wartawan, Ahad (14/5) malam.
Emil mengatakan, pada saat deklarasi dukungan bersama komunitas pesantren se-Jawa Barat di Kabupaten Subang, para ulama banyak menanyakan bergening partai yang berpotensi mengusung calon. Lalu, kata dia, ia menjelaskan pada semua ulama kalau PDI itu nasionalis, kadernya ada yang jadi menteri. Kalau Perindo, punya media.
"Kalau PKS gini-gini. Jadi, posisinya itu sedang menerangkan semua partai," katanya. Emil pun menyayangkan video yang di-upload tersebut tidak berdurasi penuh. "Cuma kan dipotong, jadi kesannya hanya urusan itu," katanya.
Emil menyebut, dalam kesempatan tersebut, ia pun menjelaskan pada semua orang yang hadir kalau ia masuk Nasdem karena syaratnya yang tidak memaksa masuk partai dan tidak minta mahar.
"Jadi, konteksnya itu sedang mengedukasi karena ulama-ulama tanya sebaiknya independen, kalau tidak, tolong terangkan partai partai plus minusnya apa," katanya.