Senin 15 May 2017 14:13 WIB

Trump Diminta Serahkan Rekaman Percakapan dengan Comey

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diminta memberikan rekaman percakapan yang dimiliki dengan mantan direktur FBI James Comey. Permintaan ini dilakukan sejumlah anggota parlemen negara setelah dugaan adanya alasan khusus di balik pemecatan Comey. 

Pemimpin Senat AS untuk Partai Demokrat Charles Schumer mengatakan rekaman percakapan antara Trump dan Comey yang mungkin ada harus diberikan. Ia juga memperingatkan dengan dihapusnya rekaman itu, maka presiden telah melanggar hukum.

"Jika tidak ada rekaman, maka Trump harus meminta maaf kepada Comey dan seluruh rakyat Amerika karena telah menyesatkan kami atas berbagai kejanggalan ini," ujar Schumer, dilansir BBC, Senin (15/5).

Senator dari Partai Republik Lindsey Graham mengatakan Gedung Putih harus memberi konfirmasi tentang rekaman tersebut. Jika tidak demikian, ia menilai maka spekulasi negatif mengenai pemecatan Comey akan terus bermunculan.

Pernyataan dari Senat AS muncul setelah Trump seperti memberi peringatan terhadap Comey melalui akun jejaring sosial Twitter miliknya. Saat itu, ia mengatakan lebih baik Comey berharap tidak pernah ada rekaman percakapan mereka berdua.

Miliarder itu juga mengatakan Comey tidak seharusnya berpikir untuk berbicara dengan media mengenai pemecatannya. Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Comey mengatakan bersedia memberi kesaksian di hadapan senat AS. Namun, ia hanya akan melakukannya di hadapan publik.

Sejak resmi diberhentikan, pria berusia 56 tahun itu tidak pernah membuat pernyataan publik secara terang-terangan. Ia juga dilaporkan sempat menolak undangan bersaksi di hadapan Komite Intelijen Senat.

Pemecatan Comey telah banyak kritik dan pertanyaan. Tak sedikit yang bertanya-tanya apakah saat ini Gedung Putih berusaha mengintervensi FBI di tengah penyelidikan tentang campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016.

Dalam surat pemecatan, Trump menyebut diperlukan kembali kepercayaan publik terhadap FBI. Comey dianggap telah mencederai jalannya pemilu AS tahun lalu dengan membuka penyelidikan skandal surat elektronik Hillary Clinton.

Meski Gedung Putih sebelumnya mengisyaratkan pemecatan Comey tidak terkait dengan penyelidikan tentang Rusia, namun Trump kemudian justru mengungkap sebaliknya. Suami Melania itu mengatakan ada beberapa pertimbangan terhadap hal itu.

"Saat saya memutuskan pemecatan itu, saya berkata pada diri saya sendiri Rusia akan selalu dikaitkan dengan saya oleh politikus Demokrat yang kalah dalam pemilu," kata Trump.

Sementara itu, Schumer memperingatkan Senat Demokrat mungkin akan menolak memberikan suara saat pemilihan direktur FBI baru. Hal itu hanya akan dilakukan jika seorang jaksa khusus telah ditunjuk untuk menyelidiki dugaan campur tangan Rusia dalam Pemilu AS 2016. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement