REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan Laporan Keuangan Islam Global atau Global Islamic Financial Report (GIFR) 2017 menyatakan aset keuangan Islam dunia tumbuh hingga 7 persen mencapai 2,293 triliun dolar AS pada 2016. GIFR merupakan buku tahunan tertua di perbankan dan keuangan syariah.
Pertumbuhan 7 persen tersebut, bagaimanapun ini menjadi tahun ketiga berturut-turut sektor ekonomi syariah mengalami pertumbuhan satu digit. Sekaligus tahun keempat berturut-turut penurunan tingkat pertumbuhan.
Ketua Edbiz Consulting and Managing Editor Profesor Humayon Dar mengatakan, lambannya pertumbuhan disebabkan oleh sejumlah faktor, termasum konflik politik di sejumlah negara Muslim, khususnya di Timur Tengah. "Secara historis, harga minyak rendah telah mempengaruhi negara-negara di Gulf Corporation Council (GCC) dan negara-negara lain yang menjadikan IBF komoonen utana pasar keuangan," katanya dilansir dari Zawya.com, Senin (15/5).
Tidak hanya itu, turunnya antusiasme lembaga keuangan Barat terhadap perbankan dan keuangan Islam menyebabkan pelemahan pertumbuhan ini
Sementara itu, Wakil CEO FWU Group Sohail Jaffer, Managing Director Silverlake Malaysia Othman Abdullah dan CEO Islamic Reporting Initiative (IRI) Daan Elffers yang merupakan panelis dalam sebuah diskusi mengenai kepemimpinan di perbankan dan keuangan syariah di Dubai menyimpulkan, perbankan dan keuangan syariah hanya dapat berkembang jika perspektif ekonomi syariah dibuat lebih luas dan relevan dengan industri saat ini.