REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa Usaha Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia Taher Hamad mengatakan, meski para tahanan Palestina melakukan aksi mogok makan untuk memperoleh hak-hak dasarnya sebagai manusia, namun Israel hingga saat ini masih tak peduli.
"Israel masih menolak memberikan hak kunjungan keluarga bagi para tahanan. Padahal para tahanan membutuhkan kunjungan keluarga sebagai manusia," katanya di Kedutaan Besar Palestina, Jakarta, Senin (15/5).
Para tahanan Palestina bersikukuh akan terus mogok makan sampai permintaan mereka dipenuhi. Mereka menganggap jika Israel tak mau memberikan hak-hak dasar para tahanan setidaknya perjuangan mereka didengar oleh media, PBB dan Indonesia.
Taher mengatakan para tahanan ingin hidup normal, seperti mendapat kunjungan keluarga. Seorang istri ingin menjenguk suaminya yang ditahan, seorang anak ingin menemui ayahnya yang ditahan.
Mereka ingin mendapatkan hak-hak dasarnya yang diberangus oleh Israel. "Kami mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudara kami di Indonesia yang terus memberikan dukungan bagi Palestina," kata Taher.
Taher menilai perjuangan para tahanan Palestina tak akan sia-sia apa pun hasilnya. Mereka berjuang untuk kemerdekaan dan harga dirinya.
Ia juga berharap solusi dua negara Palestina dan Israel bisa segera terwujud. Rakyat Palestina ingin perdamaian dan ingin hidup damai.
"Saya juga tahu banyak warga Israel yang ingin solusi dua negara dan perdamaian. Namun sayangnya pemerintahan Benjamin Netanyahu tak menginginkan hal itu, semoga solusi dua negara bisa tercapai," ujar Taher.