Senin 15 May 2017 17:06 WIB

Masjid Agung Kota Tasikmalaya Jadi Korban Aksi Vandalisme

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: M.Iqbal
Warga menunjukan coretan hasil perilaku vandalisme di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Tasikmalaya, Senin (15/5).
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Warga menunjukan coretan hasil perilaku vandalisme di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Tasikmalaya, Senin (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Sungguh miris aksi vandalisme di Kota Tasikmalaya. Para pelaku tak hanya menyasar dinding, fasilitas umum atau rumah. Kini, para pelaku menyasar Masjid Agung dan Taman Makam Pahlawan (TMP). Masyarakat yang geram pun sulit bertindak karena aksi terjadi dini hari.

Sekitar dua hari lalu ditemukan coretan di dinding Masjid Agung dan TMP oleh masyarakat setempat. Menyadari hal itu, komunitas yang kerap bersih-bersih secara sukarela, yaitu tim 9 berusaha mencari para pelaku vandal tersebut.

Ketua tim 9, Uyung Aria mengatakan bukanlah hal mudah untuk menangkap para pelaku. Ia beserta anggota komunitasnya mesti memantau lokasi Masjid Agung untuk mengawasi kedatangan pelaku. Namun, usaha itu tak membuahkan hasil karena tindakan vadalisme tergolong acak.

Pencarian pelaku vandal baru berhasil setelah membaca coretan vandal secara seksama. Di coretan tersebut, kata dia biasanya tertulis nama pelakunya. Setelah mengetahui nama pelaku, ia mencari keberadaan pelaku di media sosial. "Kalau sekarang ini pelaku vandal tidak tulis nama klub atau kelompoknya, tapi namanya sendiri jadi kami bisa cari di Facebook, dari sana ketahuan wajah dan identitasnya untuk kami datangi," katanya pada wartawan, Senin (15/5).

Namun, kendala lebih lanjutnya adalah penindakan terhadap pelaku setelah berhasil ditangkap. Sebab, Uyung merasa belum ada aturan hukum untuk menindak pelaku vandal, baik itu berupa pidana maupun perda. Ia sebenarnya meminta komitmen pemerintah kota jika ingin memberantas vandalisme bisa diatur lewat perda.

Selama ini, ia mengungkapkan penanganan pelaku vandal tak cukup dengan pembinaan saja Atau bahkan membuat pelaku vandal mengecat ulang coretannya juga belum bisa membuat efek jera. "Kendala setelah berhasil tangkap siapa yang jerat?apa polisi atau perda? tidak ada yang jera walau ditangkap cuma suruh cat ulang," jelasnya.

Diketahui, ketiga pelaku vandal yang berhasil ditangkap di kediamannya bernama Muhammad Iqbal, Aji Nugraha dan Dian Muharam. Mereka bertiga mengklaim hanya iseng saja saat mencoret-coret dinding. Ketiganya pun sudah putus sekolah dan bekerja serabutan. Salah satu pelaku, Dian mengaku kapok dengan kegiatan vandalisme yang dilakukannya.

Tindakan vandalisme yang dilakukannya di TMP ternyata bukan pertama kali. Ia menyebut sudah berkali-kali melakukannya di berbagai tempat di Kota Tasik. Selama ini, tindakan tersebut diklaimnya sebagai usaha menunjukan jati diri. Mirisnya lagi, uang untuk coret-coret ternyata berasal dari kantong orang tuanya yang bekerja sebagai petugas parkir

"Uang beli peralatan coret-coretnya minta sama orang tua buat jajan sebenarnya, saya coret-coret malam minggu kemarin iseng saja. Saya kapok. Saya mau tanggungjawab," ucap pria putus sekolah berusia 17 tahun itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement