REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI dan PT Liga Indonesia Baru menggelar pertemuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kompetisi pada Senin (15/5). Selain membicarakan soal perangkat pertandingan, evaluasi PSSI dan PT LIB juga menyinggung tiga hal lain yang menyentuh seluruh aspek pelaksanaan liga.
Karena itulah PSSI melibatkan hampir semua komite di organisasinya yaitu komite kompetisi, komite wasit, komite legal atau hukum dan komite media dalam kegiatan itu.
Adapun tiga soal yang dibahas tersebut yakni tata kelola, tata penyelenggaran, dan masalah teknis pelaksanaan liga.
Tata kelola kompetisi meliputi evaluasi beberapa sektor seperti administrasi, legalitas, infrastruktur dan keuangan klub, termasuk dukungan dari pihak luar PSSI termasuk Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Kementerian Tenaga Kerja dan Direktorat Jenderal Imigrasi.
"Pembahasan itu juga dimaksudkan untuk menyongsong proses pengajuan lisensi klub Liga 1 ke AFC agar tim yang mewakili Indonesia di kompetisi internasional tidak terganjal persyaratannya. Namun secara umum, hasil evaluasinya sangat menggembirakan, meski masih ada pekerjaan rumah yang harus dituntaskan," kata Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono.
Kedua, terkait tata kelola penyelenggaraan, PSSI berjanji akan meningkatkan pengawasan pelaksanaan kompetisi, terutama karena musim 2017 dimulai dengan waktu persiapan yang tidak panjang.
Terakhir, masalah teknis, evaluasi menyoroti pelaksanaan regulasi seperti U-23, pemain asing dan pesepak bola kelas dunia atau marquee player.
"Tentang ini, PSSI dan PT LIB ingin membuat formulasi paramater-parameter apa saja yang akan dicapai sampai selesainya liga. Hasilnya akan dibahas ketika kompetisi selesai bergulir," tutur Joko.
Menanggapi evaluasi itu, Direktur Utama PT LIB Berlinton Siahaan berjanji melakukan peningkatan pelaksanaan kompetisi.
"Tentu akan ada peningkatan dan evaluasi ke depan. Setelah ini kami dan PSSI akan kembali bertemu sebelum putaran kedua liga," ujar Berlinton.