Selasa 16 May 2017 06:25 WIB

Ini Halte-Halte yang Perlu Pengamanan Khusus di Transjakarta Koridor 13

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana jalan layang non-tol (JLNT) bus Transjakarta koridor XIII Ciledug-Tendean di Halte CSW, Jakarta, Rabu (3/5).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Suasana jalan layang non-tol (JLNT) bus Transjakarta koridor XIII Ciledug-Tendean di Halte CSW, Jakarta, Rabu (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pengamanan di beberapa halte di Koridor 13 bus Transjakarta dinilai masih perlu disempurnakan atau diperbaiki. Masih ada beberapa persoalan lain terkait keberlangsungan pengoperasian koridor ini.

"Kita melihat ada beberapa yang perlu disempurnakan, diperbaiki, atau dipersiapkan karena belum jadi. Terutama pengamanan di beberapa halte," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat usai meninjau koridor sepanjang 9,3 kilometer itu, Senin (15/5).

Ia menambahkan, salah satu pengamanan yang perlu ditambahkan ada di Halte Cipulir. Menurut Djarot, halte tersebut sangat tinggi. Di sana nantinya termasuk salah satu halte paling sibuk. "Termasuk mengintegrasikan pasar grosir Cipulir dengan Pasar Jaya," lanjut Djarot.

Selain itu, setelah turun dari jalan layang menuju ke Perumahan Puri Beta di Ciledug, jalur bus akan masuk ke jalan dengan kondisi bottle neck. Termasuk jalan di depan Universitas Budi Luhur. Djarot pun memanggil Walikota Jakarta Selatan Tri Kurniadi untuk menjelaskan perihal pembebasan lahan guna pelebaran jalan.

"Budi Luhur minta supaya haltenya namanya halte Budi Luhur. Kompensasinya kita minta jalannya, minta tanahnya. Nanti akan dilebarkan 2,6 meter," ungkap Tri.

Di kesempatan itu Djarot juga mengatakan, halte CSW juga akan jadi salah satu halte yang sangat padat dan sangat sibuk. Pertemuan antara tiga moda transportasi, koridor 1, dan pengintegrasian dengan Mass Rapid Transit (MRT), membuat halte ini disebut demikian oleh Djarot.

"Jadi, ini nanti halte yang paling sibuk. Sekarang sudah dirancang terhubung dengan MRT yang sedang dibangun di bawah," ujar dia.

Masalah lain yang belum selesai adalah soal lampu penerangan jalan. Belum ada lampu penerangan jalan di sepanjang jalan layang koridor 13. Djarot mengatakan, proses lelang untuk tiang lampu sedang dilakukan.

"Lampu akan segera dipasang. Sudah masuk lelang. Lampunya sudah ada semua, tinggal tiangnya ini," ungkap Djarot.

Meski begitu, ia merasa optimis koridor ini akan dapat mulai beroperasi pada 22 Juni mendatang. Proses uji coba masih berlangsung dengan jumlah bus yang beroperasi ada 20. "Ini kan masih uji coba. Seetelah ada hasilnya Transjakarta akan membuat laporan buat evaluasi. Insya Allah bisa," kata Djarot.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement