REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO -- Javier Valdez Cardenas, seorang wartawan dari media Riodoce ditemukan tewas di Culiacan, Sinaloa, Meksiko, Senin (15/5). Ia tewas akibat ditembak orang tak dikenal yang diduga merupakan anggota jaringan kartel narkoba di Meksiko. Insiden tersebut cukup mengejutkan publik Meksiko. Sebab Valdez adalah wartawan kelima yang tewas tahun ini.
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto menyampaikam ucapan belasungkawa kepada rekan-rekan dan keluarga Valdez. Ia juga mengutuk keras insiden penembakan terhadap Valdez.
"Saya ulangi komitmen kami terhadap kebebasan berekspresi dan pers, yang fundamental bagi demokrasi kami," ucapnya seperti dilaporkan laman CNN, Selasa (16/5).
Kecaman juga disampaikan oleh Direktur Berita Global AFP, Michele Leridon. Valdez memang bekerja sebagai koresponden di kantor berita AFP.
"Kami meratapi tragedi ini dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan orang-orang yang dekat dengannya. Kami meminta pihak berwenang Meksiko untuk menjelaskan kemungkinan terjadinya pembunuhan yang pengecut ini," ujar Leridon.
Di lokasi kejadian tewasnya Valdez, Jaksa Juan Jose Rios Estavillo berjanji departemennya akan akan meningkatkan perlindungan bagi wartawan di negaranya. Mengingat telah 40 wartawan tewas dibunuh di Meksiko sejak 1992 lalu.
Valdez merupakan wartawan cukup tersohor di Meksiko. Dia secara rutin dan ekstensif menyusun laporan tentang perdagangan narkoba yang seperti wabah di negaranya.
Pada 2011, Valdez dianugerahi Press Freedom Award oleh Komite Perlindungan Wartawan (CPJ). "Di negara di mana penyensoran diri yang meluas akibat konsekuensi dari sindikat narkoba dan kelompok kriminal, Valdez masih mampu membahas masalah sensitif itu," tulis CPJ dalam pengumuman resminya kala itu.