Selasa 16 May 2017 10:54 WIB

Mengenal Lebih Jauh Pusat Halal di Taiwan

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Indira Rezkisari
Umat Muslim beribadah di Masjid Raya Taipei, Taiwan.
Foto: EPA
Umat Muslim beribadah di Masjid Raya Taipei, Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Islam memang bukan sebagai agama mayoritas di Taiwan. Jumlah populasi Muslim di Taiwan terhitung hanya 0,2 persen dari jumlah penduduk Taiwan, dan justru populasi Muslim didominasi pendatang dari luar Taiwan, salah satunya Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Namun demikian, keberadaan Muslim tidak kemudian menjadi diremehkan. Bagi Pemerintah Taiwan, Muslim di Taiwan memerankan peranan yang semakin signifikan bagi masyarakat Taiwan pada umumnya.

Karenanya, Pemerintah Taiwan merespons kebutuhan pangsa Muslim di Taiwan salah satunya melalui Pusat Halal Taiwan atau Industri Halal Taiwan. Bersamaan dengan itu, Pemerintah Taiwan juga mengajak pemuda Muslim dari tiga negara mayoritas Muslim di Asia Tenggara yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darusalam untuk mengintip, keberadaan Pusat Halal Taiwan.

Dalam perkumpulan Islam bertajuk 2017 Muslim Youth Exchange Camp ada 33 pemuda Muslim dari berbagai latar belakang berkumpul mulai 14-20 Mei mendatang diajak untuk mengetahui dan bertukar pikiran berkaitan Islam di Taiwan. Para peserta Muslim Youth Camp berkesempatan mengunjungi Pusat Halal Taiwan di hari pertama kunjungan.

Pusat Halal Taiwan sendiri berada di bawah naungan Dewan Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Taiwan atau Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) yang letak gedungnya tak jauh dari menara tertinggi di Taiwan yakni Taipei 101.

Wakil Direktur pemasaran Strategis Pusat Halal Taiwan Jamespon S.P Chang mengatakan kepada peserta Muslim Camp bahwa salah satu alasan didirikannya Pusat Taiwan Halal ada semata-mata untuk menciptakan lingkungan yang ramah di Taiwan bagi umas Muslim di seluruh dunia. Dia juga mengatakan, Taiwan adalah rumah yang nyaman bagi setiap muslim yang hadir ke Taiwan.

"Jadi tidak perlu khawatir, Taiwan adalah teman yang ramah bagi kalian semua umat Muslim," kata Jamespon.

Jamespon menjelaskan Pemerintah Taiwan memahami bahwa halal adalah suatu keharusan bagi umat Islam sesuai dengan ajaran agama. Karenanya, Pemerintah Taiwan juga tidak asal-asalan berkaitan halal di Taiwan.

Menurutnya, produk besertifikasi halal di Taiwan adalah produk yang bisa diaplikasikan sesuai dengan standar manufaktur yang ditentukan menurut hukum Islam atau syariah. Standar tersebut diantaranya berkaitan dengan bahan, makanan, dan proses pemotongan (jika bahan dasarnya adalah hewan), proses pembuatan, kebersihan dan keamanan dari kebutuhan pengepakan, perkabelan dan transportasi.

"Persyaratan cermat juga harus dilakukan selama proses sertifikasi," kata Jamespon.

Ia mengakui, bahwa Taiwan kini menyadari pentingnya label halal tak hanya bagi umat Muslim semata, tetapi juga label halal menjadi slaah satu tren di dunia saat ini karena memberikan kenyamanan dari segi kesehatan masyarakat.

Ia menyebutkan, di Taiwan ada tiga organisasi penting yang menyediakan sertifikasi halal untuk produk produk yakni Asosiasi Pengembangan Produk Halal di Taiwan (THIDA) yang di dalamnya bekerjasama dengan beberapa pendahulu pemberi label halal yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan JAKIM dari Malaysia. Sementara dua lainnya yakni sertifikasi dari Masjid Raya Taipei dan Asosiasi Muslim Cina di Taiwan.

Para peserta juga diajak untuk berkeliling Pusat Taiwan Center dan mencicipi penganan produk sertifikasi halal di Taiwan. Seperti halnya di Indonesia, label halal nampak terpampang di luar kemasan.

Adapun kunjungan tersebut diapresiasi para peserta Muslim yabf terdiri dari 20 pemuda Indonesia tersebut berasal dari berbagai latar belakang mulai dari anggota organisasi Islam yakni NU Muhammdiyah, akademisi, perwakilan sejumlah Kementerian, aktivis pemuda dan lainnya. Serta peserta lainnya berasal dari negara muslim tetangga Indonesia yakni Malaysia berjumlah 11 orang dan Brunei Darusalam sebanyak dua orang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement