REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Humas Rumah Sakit Kanker Dharmais, Chaeruddin mengatakan saat ini pihak direksi RS Kanker Dharmais sedang merundingkan antisipasi pelayanan pasien setelah adanya seramgan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang terkena serangan siber ransomware yang menginfeksi 60 komputer di RS Pusat Kanker tersebut.
"Untuk meningkatkan pelayanan kami akan menambah 4 personel, rencananya untuk IT, sekarang masih dalam proses," kata Chaeruddin di RS Kanker Dharmais, Selasa (16/5).
Sementara untuk petugas di pelayanan pendaftaran, menurutnya sudah cukup dan tidak perlu ada penambahan. Padahal, banyak pasien yang mengeluhkan antrean yang lama lantaran sistem manual.
"Untuk entry data tidak perlu sudah cukup," tegasnya.
Ratusan pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais masih harus rela antre lebih lama lantaran adanya gangguan pada Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang terkena serangan siber ransomware yang menginfeksi komputer secara global.
Pantauan Republika, spanduk bertuliskan pemberitahuan rumah sakit diserang virus komputer masih terpasang di tempat pendaftaran dan pelayanan pasien. Para pasien juga masih harus terus bersabar karena pelayanan yang biasanya dibuka pukul 07.00 WIB, pada Selasa (16/5) dibuka pada pukul 10.00 WIB.
Serangan siber bersifat tersebar dan masif, serta menyerang critical resource atau sumber daya sangat penting, yang bisa dikategorikan teroris siber. Wanna Decryptor atau Wanna-Cry menyasar institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan. Tapi, belakangan, penyebaran malware merebak ke sejumlah perusahaan swasta.
Ransomware adalah jenis malicious software atau malware yang menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau mengenkripsi semua file yang ada sehingga tidak bisa diakses kembali. Wanna-Cry, sendiri merupakan jenis baru dari ransomware mengincar PC berbasis windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi Server Message Block (SMB).