REPUBLIKA.CO.ID, DAVAO - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, dia akan mendorong masuknya Turki dan Mongolia ke dalam ASEAN. Ia mengabaikan lokasi geografis ke dua negara itu yang tidak terletak di wilayah tenggara Asia.
Menurut Duterte, pemimpin Turki dan Mongolia telah menyatakan keinginan untuk bergabung dengan ASEAN. Hal itu dikemukakan saat mereka bertemu dalam acara KTT One Belt One Road (OBOR) di Cina.
Duterte, yang negaranya memegang kepemimpinan ASEAN tahun ini, mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Mongolia Jargaltulga Erdenebat di sela-sela KTT tersebut.
"Mereka ingin bergabung dengan ASEAN dan karena saya, Filipina, sekarang adalah ketua, mereka ingin saya mensponsori masuknya mereka. Dan saya berkata, 'Ya, mengapa tidak,'" kata Duterte, Selasa (16/5), dikutip Strait Times.
Turki, yang merupakan anggota NATO, memiliki wilayah yang terbagi dua antara Eropa dan Asia. Permohonan keanggotaannya ke Uni Eropa telah tersendat selama bertahun-tahun. Sementara Mongolia adalah negara yang terkurung di daratan yang terjepit antara Cina dan Rusia.
Lokasi geografis dan pengakuan dari anggota lain, adalah kriteria utama untuk bisa menjadi anggota ASEAN. ASEAN saat ini diketahui beranggota 10 negara, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, yang juga menghadiri KTT itu, bertanya kepada Duterte apakah dia telah mempertimbangkan aspek geografis dalam mendukung keanggotaan Mongolia dan Turki di ASEAN. Duterte mengaku telah menegaskan bahwa kedua negara merupakan bagian dari wilayah asia.
"Turki tampaknya ambivalen pada apakah akan menjadi negara jembatan antara Eropa dan Asia atau menjadi negara Asia. Terkadang mereka mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari Asia. Terkadang mereka mengatakan bahwa mereka adalah jembatan bagi Asia ke Eropa," ujar Duterte.
Ditanya tentang pernyataan Duterte, Sekretariat ASEAN mengatakan bahwa Turki dan Mongolia tidak pernah menyatakan keinginan untuk masuk ke dalam keanggotaan blok tersebut. "Isu ini belum pernah dibahas di ASEAN," kata Direktur Urusan Masyarakat, Sekretariat ASEAN, Lee Yoong Yoong.