REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta tokoh lintas agama menyampaikan komitmennya untuk memperkuat persatuan serta memperkokoh Pancasila dan UUD 1945. Tokoh lintas agama juga diminta berkomitmen menjaga toleransi antarmasyarakat beragama.
"Saya senang mendengar komitmen tokoh agama dan umatnya untuk terus menjaga, mempertahankan, memperkokoh pancasila dan undang-undang Dasar 1945 dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia NKRI dan Bhineka Tunggal Ika," ujar Jokowi usai bertemu dengan tokoh-tokoh lintas agama untuk membahas masalah kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/5).
"Saya senang dan berterima kasih mendengar komitmen semua umat beragama untuk terus menjaga persatuan, persaudaraan, perdamaian dan toleransi antar umat, antar kelompok dan antar golongan," katanya.
Jokowi juga menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen tokoh lintas agama tersebut untuk membangun demokrasi yang lebih sehat serta mendukung penegakan hukum di tanah air.
Presiden pun menegaskan, meskipun kebebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul dijamin oleh konstitusi, namun kebebasan tersebut harus sesuai dengan hukum dan juga Pancasila serta UUD 1945.
"Dan harus berada dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia NKRI dan Bhineka Tunggal Ika," ucap Jokowi.
Dalam pertemuan ini, turut dihadiri Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal (pol) Tito Karnavian, Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmi Faisal Zaini, Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Syaiful Bakhri, Ketua Konferensi Wali Gereja Ignatius Suryo Hardjoatmodjo, dan Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Henriette T Hutabarat-Lebang.
Selain itu, hadir pula Ketua Perwakilan Umat Budha Indonesia Hartati Murdaya, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia Uung Sendana L Linggarjati, serta Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin.