Selasa 16 May 2017 20:05 WIB

Ketua RT: Tak Mungkin Ada Peluru Nyasar ke Rumah Jazuli

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ilham
Sebuah lubang akibat tembakan di kediaman Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Jazuli Juwaini, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (4/5).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sebuah lubang akibat tembakan di kediaman Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Jazuli Juwaini, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Polisi menyebut kematian Bripka Teguh Dwiyatno berkaitan dengan penembakan rumah Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Jazuli Juwaini di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Warga sekitar asrama Teguh dan rumah Jazuli mengaku belum pernah terjadi peluru nyasar di wilayah itu.

"Belum pernah sih selama saya tinggal di sini. Baru kemarin saja itu denger ada yang nyasar ke rumah pejabat (Jazuli)," ujar M. Ali Nur, Ketua RT 07/01, Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (16/5).

Pria berbadan gempal ini sudah menjabat Ketua RT selama tujuh tahun ke belakang. Selama ia menjabat, belum pernah mendengar ada proyektil yang mengenai rumah warga. "Saya di sini sudah dari kecil. Orang asli sini dari tahun 70-an. Lahir di sini. Belum pernah denger," kata Ali yang juga berprofesi sebagai pelatih sepak bola itu.

Terkait apakah mungkin peluru dapat menyasar ke rumah Jazuli dari asrama tempat tinggal Teguh, Ali meragukannya. Menurut dia, jaraknya cukup jauh dan seharusnya sebelum nyasar ke rumah Jazuli, peluru itu akan terhalang oleh bangunan lainnya.

"Dari tempat latihan tembak di belakang itu kan terhalang masjid, pohon, sama rumah tingkat lainnya. Saya rasa sih tidak mungkin. Ya, yang deket saja gak pernah apalagi ke sana," kata Ali menerangkan.

Soal tidak pernah mendengar kabar peluru nyasar juga dikatakan oleh Tri (57 tahun). Tri sudah tinggal di sekitar wilayah asrama itu sejak tahun 1987. Ia sempat mengobrol dengan Republika.co.id saat menyiapkan kompor untuk mulai berdagang.

"Selama saya di sini belum pernah denger ada peluru nyasar ke rumah warga. Saya pindah ke sini barengan sama pindahnya asrama itu ke sini," kata Tri.

Selain mereka berdua, pemilik warung di sebelah rumah Jazuli juga mengaku belum pernah mendengar ada peluru nyasar sebelumnya. Ia baru dengar sekali itu saja. "Kayanya sih belum pernah denger saya. Wah, udah dari tahun 1992 saya pindah ke tempat ini," kata Darmini.

Berdasarkan hasil pantauan Republika.co.id di lapangan, jarak antara asrama itu ke rumah Jazuli sekitar 250 meter. Untuk ke rumah Jazuli dari asrama itu pun harus melewati setidaknya tiga bangunan yang bertingkat.

Belum lagi, tak jauh di sebelah rumah Jazuli ada rumah yang sedang dibangun. Pepohonan pun tidak sedikit yang besar dari arah asrama menuju rumah Jazuli. Ditambah lagi dengan tembok setinggi kurang lebih dua meter untuk membatasi wilayah asrama dengan wilayah luar.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement