REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump mengklaim, sebagai presiden ia memiliki hak mutlak berbagi informasi rahasia dengan Rusia. Pernyataan Trump dikemukakan melalui akun Twitter pribadinya, di tengah tuduhan ia membocorkan informasi penting.
"Sebagai Presiden saya ingin berbagi dengan Rusia (dalam pertemuan W.H. yang dijadwalkan secara terbuka) karena saya punya hak mutlak melakukannya, yaitu mengenai fakta-fakta yang berkaitan dengan terorisme dan keamanan penerbangan," tulis Trump.
"Mengenai alasan kemanusiaan, saya ingin Rusia meningkatkan perjuangannya melawan ISIS dan terorisme," tambah dia, dikutip The Independent.
Baca:
Trump Disebut Bocorkan Informasi Rahasia ke Rusia
Mayoritas Warga AS Minta Trump Diinvestigasi Independen
The Washington Post sebelumnya melaporkan, Trump telah membocorkan informasi intelijen dari salah satu sekutu AS dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Duta Besar Rusia untuk AS Sergey Kislyak di Gedung Putih. Media tersebut mengutip pernyataan sejumlah pejabat yang mengatakan informasi yang dibocorkan Trump sangat sensitif dan kerahasiaannya sangat dijaga oleh sekutu.
Meski Penasihat Kemanan Nasional AS HR McMaster telah membantah laporan The Washington Post, pernyataan Trump justru seolah membenarkannya. Informasi itu menyangkut rencana Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang akan melarang laptop dan perangkat elektronik lainnya dalam penerbangan dari Eropa ke AS.
Media AS dilarang menghadiri pertemuan antara Trump, Lavrov, dan Kislyak pada Rabu (10/5) lalu. Hanya ada seorang fotografer media Rusia yang diizinkan masuk setelah Gedung Putih disterilisasi.