REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Bentrokan antara warga Palestina dan tentara Israel di Tepi Barat dalam peringatan Hari Nakba pada Senin (15/5), telah menyebabkan beberapa orang terluka. Warga Palestina tengah melakukan unjuk rasa untuk memperingati terciptanya negara Israel, dalam peristiwa yang dikenal sebagai 'Nakba' atau 'malapetaka' bagi orang-orang Palestina dan bagi sebagian besar dunia Arab.
Ribuan orang berbaris di jalan Kota Ramallah di Tepi Barat dengan membawa bendera Palestina. Mereka juga membawa kunci yang melambangkan rumah-rumah yang hilang ketika sekitar 700 ribu warga Palestina dipaksa meninggalkan rumah mereka selama eksodus 1948.
"Demi masa depan saya dan demi dapat kembali ke tanah keluarga saya, saya tidak menginginkan negosiasi yang sia-sia lagi, saya akan melakukan perlawanan dengan senapan," kata Ahmed al-Bedu, seorang warga Palestina berusia 15 tahun yang memiliki kewarganegaraan Yordania.
Puluhan pemuda melemparkan batu ke arah pasukan keamanan Israel di sebuah pos pemeriksaan pinggiran kota. Para tentara Israel menanggapinya dengan menembakkan peluru karet dan melepaskan semprotan huru hara.
Di Betlehem, ratusan orang melemparkan batu ke arah tentara yang menjaga makam Rachel, sebuah situs yang dihormati oleh Yahudi dan Muslim. Mereka dibalas dengan tembakan gas air mata dan granat setrum.
Bentrokan menyebabkan sejumlah korban luka dan adanya penangkapan oleh tentara Israel di luar sebuah kamp pengungsi dekat Hebron dan Yerusalem. Seorang petugas medis Palestina mengatakan, 11 orang telah dirawat di rumah sakit setelah terkena peluru karet.
Pada 5 Juni, Palestina juga akan memperingati 50 tahun perang Enam Hari, saat Israel mencaplok sebagian Tepi Barat, yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. Dikhawatirkan peringatan ini bisa mengakibatkan ketegangan lebih lanjut antara kedua belah pihak.