REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Salah satu negara di Eropa akan berhenti berbagi informasi intelijen dengan Amerika Serikat. Hal itu menyusul tuduhan atas Presiden AS Donald Trump yang disebut telah membocorkan rahasia intelijen negaranya kepada sekutunya, Rusia.
Lebih lanjut, pejabat tersebut mengatakan, ada kekhawatiran tentang komunitas intelijen AS di tengah tindakan Trump tersebut. Hal ini terlepas dari klaim Trump dalam cuitannya di Twitter bahwa presiden berhak berbagi informasi dengan Rusia.
Kendati demikian, Associated Press yang dikutip Independent, Selasa (16/5), tidak menyebutkan pejabat tersebut berasal dari negara mana. Namun, mereka dengan jelas menyebutkan berbagi informasi intelijen dengan Washington. "Berbagi intelijen dengan Washington bisa menjadi risiko bagi sumber kami," kata pejabat tersebut.