Rabu 17 May 2017 02:55 WIB

Di Afghanistan, Menteri Yohana Jelaskan Toleransi di Indonesia

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Afghanistan.
Foto: ABC
Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise, menghadiri Symposium on the Role and Contribution of Afghanistan Women for Peace. Pertemuan itu menyoroti peran dan kontribusi perempuan Afghanistan bagi perdamaian.

Sebagai Menteri Perempuan Indonesia pertama yang mengunjungi Afghanistan, Yohana membawa tujuan kerja sama bilateral di bidang pemberdayaan perempuan. Peran aktif Indonesia akan difokuskan sebagai penjaga perdamaian dan juru runding, dalam upaya mengatasi konflik ketegangan sosial serta penengah kelompok-kelompok yang bertikai.

Kedatangan Yohana itu merupakan tindak lanjut kunjungan pertama Presiden Afghanistan, Mohammad Ashraf Ghani, ke Indonesia beberapa waktu lalu dalam sejarah hubungan bilateral selama 62 tahun.

Dalam kunjungan itu, Yohana menjelaskan latar belakang demografi, situasi ekonomi dan budaya Indonesia yang rentan akan ketegangan etnis dan agama.

Ia melihat, situasi itu yang kerap mengakibatkan adanya kekerasan kepada perempuan dan anak. Yohana turut menjelaskan tantangan yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam menanamkan kerukunan dan toleransi, sekaligus mencegah dan mengatasi ketegangan sosial antarwarga negara.

 

"Di Indonesia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) telah diberi mandat dalam merumuskan dan mengoordinasikan kebijakan dan program tentang kesetaraan gender dan pembangunan pemberdayaan perempuan di semua tingkatan," kata Yohana melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (16/5).

Yohana merasa, sejauh ini dari banyak aktivis perempuan Indonesia yang dapat menggunakan 'soft power' secara efektif, dalam pengaruh sosial dan tradisional di komunitas mereka. Karenanya, ia berharap, simposium turut memperkuat jejaring dan mekanisme untuk berbagi pengalaman, tidak cuma komitmen memerangi kekerasan.

"Ke depan, simposium ini diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan program bilateral Indonesia dan Afghanistan dalam mempromosikan resolusi konflik sosial melalui pencegahan, perlindungan, dan pemberdayaan perempuan dan anak-anak yang tinggal dalam situasi konflik," ujar Yohana.

Simposium turut dihadiri Ibu Negara Afghanistan, H.E. Rula Gani, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Afghanistan, H.E. Dilbanasari.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement