REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Dofiri menegaskan merajut kebhinnekaan Indonesia perlu dilakukan dengan keuletan, ketekunan, dan ketelitian.
"Tanpa semua itu, kita tidak akan bisa merajut kebhinnnekaan," katanya pada kuliah umum kepemimpinan bertema "Merajut Kebhinekaan di Era Kompetisi dan Tantangan Global", di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, merajut kebinekaan itu sesuatu yang gampang-gampang susah. Kalau bangsa ini tidak sabar dan telaten serta tak paham apa itu substansi dari kebinekaan Indonesia, yang terjadi adalah gontok-gontokan antarsesama.
"Permasalahan mendasar terkait bagaimana keberagaman di Indonesia kalau tidak benar-benar direkat erat malah justru dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak dari dalam sendiri," kata Dofiri.
Rektor UII Nandang Sutrisno mengatakan kebinekaan merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, bahasa, dan adat istiadat.
"Kebinnekaan yang terjadi di Indonesia boleh dikatakan sebuah potensi sekaligus juga tantangan," katanya.
Menurut dia, dikatakan sebagai potensi karena dengan kebinnekaan tersebut membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, memiliki kekayaan alam dan budaya yang melimpah.
Sebagai tantangan bahkan ancaman karena bisa membuat bangsa ini mudah berbeda pendapat dan lepas kendali serta tumbuhnya perasaan kedaerahan yang sempit yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
"Oleh karena itu, marilah kita jaga pluralisme yang sekarang sudah kita bingkai dalam apa yang disebut Bineka Tunggal Ika atau 'unity in diversity'," kata Nandang