Rabu 17 May 2017 09:27 WIB

Jadi Korban WannaCry, RS Dharmais Belum Pulih Total

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Indira Rezkisari
Poster pemberitahuan adanya gangguan pada Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) karena virus terpasang di area pelayanan administrasi Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Senin (15/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Poster pemberitahuan adanya gangguan pada Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) karena virus terpasang di area pelayanan administrasi Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Senin (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais menjadi salah satu rumah sakit yang diserang dengan virus software WannaCry dan sempat lumpuh beberapa waktu lalu. Saat ini, pemulihan pelayanan digital masih dalam proses baru mencapai 80 persen. Belum bisa dipastikan kapan pelayanan digital bisa pulih seutuhnya.

Direktur RS Kanker Dharmais, Abdul Kadir, mengatakan sejak terkena serangan virus software WannaCry, pelayanan di rumah sakit masih tetap berjalan walau sempat terkendala. "Kita tetap berpedoman pada arahan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo). Saat ini pihak TI masih terus lakukan perbaikan dan baru 80 persen," kata dia saat dihubungi, Rabu (17/5) pagi.

Abdul belum bisa memastikan kapan pelayanan digital di RS Kanker Dharmais bisa kembali normal seperti awal. Pihaknya, kini sudah bisa menyiasati penanganan pelayanan yang sebagian besar ada yang menggunakan manual, dan ada juga yang menggunakan digital. Sehingga antrean sudah mulai kembali normal.

"Sebenarnya, walau ada serangan virus komputer ini, jumlah pasien ya masih tetap sama saja. Dan semuanya bisa terlayani seperti biasa, walaupun kendala tentunya pasti ada. Karena bukan rumah sakit saja kan ini yang diserang, bank, bahkan samsat juga ada," papar Abdul.

Abdul menghimbau kepada seluruh pasien agar bisa mengerti dengan kondisi rumah sakit yang belum stabil lagi dari segi pelayanan, dan meminta maaf atas sedikit terhambatnya pelayanan oleh RS Kanker Dharmais. "Tapi kami terus membuka pelayanan kok, karena kendala ada di komputer, bukan pada orangnya," kata dia.

Wanna Deceyptor atau WannaCry, menyasar institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan. Tetapi, kini mulai menyebar ke sejumlah perusahaan swasta. Karena serangan ini bersifat tersebar dan masif, serta menyerang sumber daya sangat penting yang bisa dikategorikan teroris siber.

Ransomware adalah jenis malicious software atau malware yang menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau mengenkripsi semua file yang ada sehingga tidak bisa diakses kembali. WannaCry merupakan jenis baru dari ransomware yang mengincar PC berbasis windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi Server Message Block (SMB).

Sementara, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) DKI Jakarta, Dian Ekowati, menuturkan untuk wilayah DKI Jakarta, seluruh pelayanan digital publik tidak ada yang terserang WannaCry. Semua data-data aman dan pelayanan tetap berjalan normal, karena ia juga sudah himbau kepada seluruh pelayanan publik untuk melakukan beberapa antisipasi.

"Sejauh ini, kami tidak pernah menerima laporan dari institusi-institusi publik terkait kasus WannaCry ini. Karena kami sudah menghimbau dari jauh hari untuk antisipasi data-data. Jadi tidak ada yang terkena serangan virus itu," ujar Dian saat dihubungi, Rabu (17/5) pagi.

Menurut dia, salah satu rumah sakit yang dalam pantauan Diskominfo DKI Jakarta, yakni rumah sakit umum daerah (RSUD), tidak ada yang mengalami lumpuh pada pelayanan digital. Karena, virus tersebut lebih menyerang pada institusi yang bersifat nasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement