Rabu 17 May 2017 11:26 WIB

Muhammadiyah Dukung Imbauan Presiden Soal Mobilisasi Massa

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kelima kanan), Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (keempat kanan) dan tokoh-tokoh lintas agama menyampaikan keterangan pers usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/5).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kelima kanan), Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (keempat kanan) dan tokoh-tokoh lintas agama menyampaikan keterangan pers usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendukung imbauan Presiden Joko Widodo mengenai situasi yang berkembang di masyarakat, khususnya terkait potensi ketegangan setelah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) divonis hukuman penjara.

“Imbauan Presiden dan pimpinan ormas lintas agama agar semua pihak menghentikan sikap gontok-gontokan dan demo-demo cukup positif. Muhammadiyah sejak awal menyerukan agar semua pihak di tubuh bangsa ini menahan diri, untuk tidak melakukan mobilisasi dan politisasi massa pasca-Pilkada DKI Jakarta,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam pesan singkatnya, Rabu (17/5).

Dia melanjutkan, pemerintah pun mesti tegas dalam menegur pihak-pihak yang masih menyematkan stigma negatif atas putusan pengadilan. Setiap keberatan hendaknya disalurkan hanya melalui jalur hukum formal. “Jika tidak puas, lebih baik tempuh proses hukum, bukan politisasi dan mobilisasi massa,” kata Haedar Nashir.

Kemudian, pihaknya berharap kepolisian dan TNI lebih tegas terhadap pihak mana pun yang membahayakan keutuhan bangsa dan negara. Muhammadiyah meminta agar dukungan terhadap tokoh-tokoh tertentu tidak berujung pada ajakan separatisme. “Karena isu merdeka (dari NKRI) itu tergolong separatisme dan mengancam NKRI,” ujar dia.

Pada Selasa (16/5), Presiden mengundang para tokoh lintas agama di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Kepala Negara menyerukan seluruh elemen masyarakat agar memperkuat persatuan dan meninggalkan sikap saling hasut.

“Kalaupun dalam beberapa hari terakhir ini ada gesekan antarkelompok di masyarakat, mulai saat ini saya minta hal tersebut, gesekan tersebut, untuk dihentikan,” kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka, kemarin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement