Rabu 17 May 2017 13:25 WIB

Jonan Tuding Harga Minyak di Balik Lemahnya Investasi Hulu Migas

Rep: Frederikus Bata/ Red: Nur Aini
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan sambutan dalam seminar Listrik Berkeadilan Untuk Rakyat dan Dunia Usaha di Jakarta, Rabu (29/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan sambutan dalam seminar Listrik Berkeadilan Untuk Rakyat dan Dunia Usaha di Jakarta, Rabu (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan mengatakan investasi hulu migas pada 2017 mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Menurutnya hal ini berkaitan dengan penurunan harga minyak dunia.

"Kalau harga minyak naik hingga 60 atau 70 dolar AS per barel, mungkin semangatnya beda," kata Jonan dalam konferensi pers, pada Acara IPA Convention, di Gedung JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (17/5).

Data SKK Migas menunjukkan investasi hulu sepanjang 2016 sekitar 11,15 miliar dolar AS. Sementara harga minyak dunia saat ini berada pada kisaran 50-55 dolar AS.

Pemerintah, kata dia, berupaya menggairahkan iklim bisnis hulu migas. Caranya, di antaranya mempercepat perizinan. Ia memahami dalam praktiknya membutuhkan waktu lama. "Saya juga akan mulai bicara dengan kementarian-kementerian terkait untuk mendukung ini lebih cepat," ujar Jonan.

Jonan menilai harga minyak berada pada kisaran 50 dolar AS menjadi tantangan luar biasa. Korporasi hulu migas dinilai semakin kesusahan dalam menjalankan bisnis.

"Eksplorasi makin turun dan sebagainya tapi kita nggak bisa kelola harga. Efisiensi untuk pengelolaan industri hulu migas, sangat penting sekali," tutur mantan Menteri Perhubungan itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement