REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta akan melakukan kajian penyediaan shelter khusus untuk andong dan becak sebagai bentuk keberpihakan pemerintah daerah terhadap keberadaan transportasi tradisional.
"Kami perhatikan, tempat khusus untuk andong dan becak beristirahat dan menunggu penumpang belum ada. Dulu pernah ada, namun banyak yang sudah hilang. Oleh karena itu, tahun ini kami lakukan kajian untuk menyediakan kembali tempat istirahat itu," kata Kepala Seksi Angkutan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Tri Haryanto, Rabu (17/5).
Menurut dia, di tempat istirahat khusus tersebut akan dilengkapi berbagai fasilitas pendukung, baik untuk kuda serta untuk kusir atau untuk pengemudi becak. Fasilitas tersebut di antaranya keberadaan sumber air untuk membersihkan kotoran kuda, tempat khusus untuk memberi makan dan minum kuda, toilet untuk kusir dan juga toilet untuk pengemudi becak.
Tri menyebut, lokasi andong beristirahat sekaligus menunggu penumpang saat ini ada di timur Pasar Beringharjo dan sisanya banyak menunggu penumpang di jalur lambat Malioboro. Namun demikian, lokasi istirahat di timur Pasar Beringharjo tersebut dinilai belum representatif dan membutuhkan banyak pembenahan.
"Kami bisa tiru konsepnya dengan berbagai perbaikan, termasuk penyediaan fasilitas yang lebih baik," katanya.
Selain di Beringharjo, salah satu lokasi yang berpotensi untuk digunakan sebagai tempat andong beristirahat sekaligus menunggu penumpang ada di sekitar Sompilan. Dengan demikian, lanjut dia, di Malioboro sudah tidak ada lagi andong yang menunggu penumpang tetapi andong tersebut datang ke Malioboro saat ada panggilan untuk penumpang.
"Harapannya, Malioboro akan terlihat bersih karena tidak ada kotoran atau limbah dari kuda. Ada semacam pengaturan andong yang akan masuk ke Malioboro supaya jalan tidak semakin padat," katanya.
Dinas Perhubungan mencatat, jumlah andong yang beroperasi di Kota Yogyakarta sebanyak 506 unit. Sedangkan jumlah becak diperkirakan 5.100 unit. Rencananya, tempat becak istirahat dan menunggu penumpang dimungkinkan akan digabung dengan tempat khusus parkir (TKP).
Kegiatan kajian akan dilakukan selama tiga bulan mulai Juni. Dan diharapkan, kegiatan fisik untuk merealisasikan tempat istirahat tersebut sudah dapat dilakukan pada triwulan ketiga tahun ini.