Rabu 17 May 2017 15:37 WIB

Kemendag Belum Bisa Tentukan Harga Acuan Bawang Putih

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Winda Destiana Putri
Bawang putih
Foto: pixabay
Bawang putih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bawang putih menjadi pembicaraan karena fluktuatif harga yang cukup mencekik masyarakat. Sayangnya, harga acuan komoditas hortikultura tersebut belum bisa ditentukan.

"Bawang putih belum masuk kesitu (Permentan Hortikultura; red) jadi enggak bisa kita tentukan harga acuan," ujar Direktur Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan saat ditemui di Pasar Induk Kramat Jati, Rabu (17/5).

Sementara untuk harga yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 38 ribu per kilogram (kg) bawang putih tidak bisa disebut sebagai harga acuan. Oke menjelaskan, itu merupakan pengaturan tata niaga impor. "Jadi kita mengatur harga tata niaga impornya karena harganya melonjak," ujar dia.

Saat ini sedikitnya ada 42 importir bawang putih berkomitmen dengan harga yang disepakati Rp 38 ribu per kg tersebut. Bahkan harga ini diupayaka untuk terus turun.

Dari penentuan harga jual tersebut kemudian pihaknya melakukan penelusuran perbaikan tata niaga lainnya yakni dengan mendaftarkan distributor bawnag putih, importir dan lokasi gudang. Pemberian izin impor juga akan diperketat.

Selama ini impor bawang putih cukup bebas dilakukan tanpa perizinan. Namun per tanggal 30 Juni, importir memerlukan perizinan impor dengan rekomendasi Kementerian Pertanian. Setelah 30 Juni, kata dia, pihak bea cukai akan mempertanyakan izin impor para importir. "Izin impor akan keluar kalau RIPH (Rekomendasi Impor Produk Hortikultura)-nya keluar," tambah dia.

Ia menambahkan, mekanisme persetujuan impor sudah ditandatangani pihak terkait dan melalui Permentan akna lebih pro kepada para petani. Regulasi tersebut mewajibkan mportir menyerap produk bawnag putih lokal, pembukaan lahan bawang putih dan lainnya guna mendongkrak produksi bawang putih dalam negeri. Dengan begitu secara tidak langsung akan membantu para petani bawang putih lokal bersaing dengan produk impor.

Sementara itu, lonjakan harga yang terjadi untuk komoditas impor masyoritas asal Cina ini diakui Oke karena adanya spekulasi dan penimbunan. Bagaimana tidak, menurutnya, saat ini harga bawang putih di Cina turun namun harga di tanah air justru melonjak. Pihaknya un meminta para pelaku usaha bertindak jujur dan tidak menyulitkan masyarakat. "Jangan berpsekulasi, lepas tuh di gudang jangan ditahan-tahan," tegas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement