Rabu 17 May 2017 17:16 WIB

Indonesia Idealnya Punya 1.000 Unit Lapas

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Winda Destiana Putri
Lembaga Pemasyarakatan - ilustrasi
Lembaga Pemasyarakatan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Direktorat Jenderal Lembaga Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM, menilai, jumlah lapas yang tersebar di Indonesia masih kurang. Pasalnya, sampai saat ini lapas yang tersebar se nusantara itu baru 512 unit. Padahal, idealnya Indonesia memiliki 1.000 lapas.

Dirjen Lembaga Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, I Wayan Kusnianta Dusak, mengatakan, Indonesia masih kekurangan lapas. Saat ini, pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan lapas itu. Mengingat, kekurangannya cukup banyak. Yakni, mencapai 488 unit. "Idealnya, satu kabupaten/kotamadya punya satu lapas," ujarnya, saat mengunjungi Lapas Kelas 2 Sukamelang, Subang, Rabu (17/5).

Dusak mengakui, pihaknya sedang berupaya keras untuk merealisasikan kekurangan jumlah lapas ini. Dengan bertambahnya jumlah lapas ini, diharapkan kasus kapas kelebihan kapasitas bisa berkurang.

Karena itu, pihaknya berharap setiap kepala daerah, baik bupati atau walikota bisa bekerjasama dalam memenuhi ketersediaan lapas tersebut. Sebab, bila tak ada kerja sama antara pusat dan daerah, maka pembangunan lapas baru sulit terwujud.

Dusak menyebutkan, saat ini ada 217 ribu warga binaan di seluruh Indonesia. Mereka, menghuni 512 lapas yang ada. Lapas yang penghuninya paling banyak yakni di wilayah Sumatera Utara. Tercatat sebanyak 27 ribu orang.

Ada pun di semua penghuni lapas yang ada di Jawa Barat, tercatat sebanyak 22.169 orang. Padahal, kapasitasnya hanya 15.925 orang. Atau terjadi kelebihan kapasitas sampai 39 persen. "Seluruh lapas di Indonesia statusnya sudah kelebihan kapasitas," ujarnya.

Tak hanya itu, Dusak mengumpakan setiap daerah itu ibaratnya rumah. Maka rumah tersebut, harus memiliki toilet yang bersih dan representatif. Sebab, bersih tidaknya toilet itu, akan mencerminkan kepribadian pemilik rumah tersebut.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kemenkum-HAM Jawa Barat, Susi Susilawati, mengatakan, pihaknya berupaya membuat terobosan-terobosan untuk mengurangi kelebihan kapasitas lapas ini. Yakni, melalui program kreatif produktif buat para warga binaannya. Program ini, memanfaatkan dana CSR dari berbagai perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap warga binaan. "Seperti, Lapas Sukamiskin para napi diajarkan budidaya jamur. Di Lapas Subang ada pembuatan meubel," ujarnya.

Dengan memberikan keterampilan kepada warga binaan ini, diharapkan bisa berdampak positif bagi mereka. Terutama, saat mereka keluar lapas, yang bersangkutan bisa menjadi warga yang normal dengan memiliki keterampilan khusus yang bisa jadi bekal hidupnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement