Rabu 17 May 2017 23:18 WIB

Anies Komitmen Terhadap Bangunan Bersejarah di Jakarta

Anies Baswedan
Foto: ist
Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Rasyid Baswedan berkomitmen untuk menata dan revitalisasi bangunan bersejarah di Jakarta. Hal tersebut disampaikannya usai menunaikan shalat di Masjid Jami Cikini Al-Ma'mur, Rabu (17/5).

Masjid ini menarik perhatiannya karena dibangun sebelum kemerdekaan pada tahun 1932 yang dipelopori H Agus Salim. Masjid tersebut digunakan sebagai tempat berkumpul para tokoh nasional pada masanya. 

Anies berkeliling ke setiap sudut masjid yang masih memiliki bagian-bagian yang masih orisinil. Dia pun heran dengan tempat tersebut. "Masjid ini memiliki nilai sejarah yang tinggi, menjadi salah satu bangunan saksi perjuangan kemerdekaan di Jakarta. Di tempat ini, kita bisa mengambil teladan semangat pahlawan yang berkobar untuk berdiri di atas kaki sendiri," kata Anies.

Dia ingin menjadikan masjid ini sebagai salah satu tujuan wisata historis yang masuk pada program kerjanya dan menjadi tempat untuk menggali sejarah bagi para pelajar. "Kita akan menjadikan Masjid Al Ma'mur ini sebagai aset wisata. Pemda akan mengelola, melakukan revitalisasi dan membantu publikasi agar tempat ini semakin layak untuk dikunjungi tak hanya untuk shalat tapi juga menambah wawasan sejarah," kata Anies.

Harapannya jika tempat tersebut sudah tertata dengan baik, dia ingin generasi penerus memanfaatkannya sebagai salah satu wadah keberagaman agama dan inspirasi untuk ikut ambil bagian dalam mengubah bangsa lewat politik .

"Kita bisa lihat masjid ini dulu tempat berkumpulnya para tokoh nasional yang berjuang lewat pemikiran-pemikirannya, menjadikan narasi-narasi sebagai tonggak perubahan. Sangat relevan untuk menjadi rujukan historis bagi para pelajar sebagai pemimpin masa depan," kata Anies. 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement