REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO -- Virus terbaru berupa produksi mata uang digital telah menginfeksi sekitar 200 ribu komputer di dunia. Virus ini merupakan virus turunan dari seranagan ransomwar atau wannacry yang sudah menginfeksi leih dari 300 ribu komputer sejak pekan lalu.
Peneliti dari perusahaan keamanan Proffpoint, Ryan Kalember mengatakan, virus uang digital ini bahkan sudah menghasilakn lebih dari satu juta dolar Amerika. Angka ini jauh lebih banyak daripada dampak dari inveksi virus wannacry.
Dia menjelaskan, virus uang digital ini memasang mata uang penambang yang menghasilkan uang digital. Virus ini sudah mulai menyerang sejak awal Mei kemarin. Meski belum ada temuan yang signifikan terkait virus ini.
"Seperti Wannacry, program ini menyerang melalui kelemahan perangkat lunak Windows. virus ini menyerang bagian dari Windows yang lebih baru ketimbang infeksi yang disebarkan oleh Wannacry pada sistem operasi windows XP," ujar Ryan seperti dilansir dari Reuters, Kamis (18/5) dini hari.
Ryan menjelaskan, mata uang digital yang dikenal sebagai teknologi blochain ini beroperasi dengan memungkinkan penciptaan mata uang baru sebagai pertukaran untuk memecahkan masalah matematika yang kompleks. Mata uang digital ini menjalankan komputer dengan konfigurasi khusus untuk menghasilkan mata uang baru yang nilainya sesuai dengan permintaan pasar.