Kamis 18 May 2017 09:05 WIB

Trump: Saya Politisi yang Diperlakukan Paling Buruk Sepanjang Sejarah

Rep: Puti Almas/ Red: Winda Destiana Putri
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya menjadi satu-satunya pemimpin yang mendapat perlakuan paling buruk dalam sejarah. Ia menilai tidak pernah ada politisi lainnya di negara itu, bahkan seluruh dunia yang harus mengalami hal serupa.

Miliarder itu telah menuai sejumlah kontroversi sejak kepemimpinannya di Negeri Paman Sam. Dalam kasus terbaru, Trump disebut dapat terancam pemakzulan karena pemecatan terhadap Direktur FBI James Comey.

Dalam sebuah memo dari Comey, Trump disebut pernah meminta FBI untuk mengakhiri penyelidikan tentang hubungan mantan penasihat keamanan nasional AS Michael Flynn dengan Rusia. Kritik dari politisi di negara itu kemudian bermunculan.

Memo dari Comey telah diminta untuk diselidiki segera. Baik politisi dari Partai Demokrat maupun Partai Republik dalam Senat AS hendak mendengar penjelasan dan kesaksian Comey terhadap hal itu.

Sebelumnya, pemecatan Comey telah menimbulkan sejumlah kritik dari banyak pihak. Keputusan yang diambil oleh Trump juga membuat banyak orang bertanya-tanya apakah Gedung Putih berusaha mengintervensi FBI di tengah penyelidikan tentang campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016.

Dalam surat pemecatan, Trump menyebut diperlukan kembali kepercayaan publik terhadap FBI. Comey dianggap mencederai jalannya pemilu AS tahun lalu dengan membuka penyelidikan skandal surat elektronik Hillary Clinton.

Sementara itu, sejumlah politisi dari Partai Demokrat menilai Trump melakukan langkah yang sama dengan mantan presiden AS Richard Nixon pada 1973 lalu. Saat itu, pemecatan terhadap seorang jaksa independen yang ditugaskan untuk menyidik kasus skandal Watergate dilakukan.

"Lihatlah cara saya diperlukan dalam beberapa waktu belakangan, termasuk dan terutama oleh banyak media. Pada dasarnya saya harus berusaha melawan ketidakadilan ini," ujar Trump, Rabu (17/5).

Gedung Putih telah memberikan pembelaan terhadap Trump. Pihaknya membantah laporan bahwa pria berusia 70 tahun itu secara pribadi pernah meminta Comey untuk menghentikan investigasi FBI terhadap Flynn atas dugaan hubungan dengan Rusia.

"Presiden berulang kali menyatakan pandangannya terhadap Flynn yang dinilai sebagai orang yang baik. Namun, presiden tak pernah sekalipun meminta Comey atau siapapun menghentikan sebuah penyelidikan, termasuk melibatkan Flynn," jelas pernyataan Gedung Putih.

Sementara itu, Komite Intelijen Senat AS saat ini secara resmi sudah meminta Comey untuk menyerahan semua memo yang terkait dengan percakapan bersama Trump. Comey akan memberi kesaksian dalam sejumlah sesi penyelidikan secara terbuka dan tertutup dari komite itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement