REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersama dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD) menginisiasi program pembangunan desa mandiri. Pengembangan program tersebut merupakan program lanjutan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pertanian di Papua dan Papua Barat.
Menteri Desa PDTT, Eko Putro Sandjojo, mengatakan program ini merupakan kerja sama antara IFAD dengan Kemendes PDTT. Usai pertemuan dengan Country Director of IFAD Ron Hartman, Jumat (12/5) lalu, Eko mengatakan saat ini program tersebut sedang dalam proses untuk diimplementasikan pada tahun 2017.
Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo
Eko menambahkan, lokasi khusus untuk program ini tetap berada di Papua dan Papua Barat. Program tersebut akan tersebar di 150 desa untuk Papua dan 78 desa untuk Papua Barat.
"Dengan semangat yang sama dalam melakukan pembangunan di desa melalui sektor pertanian, kami berharap kerjasama antara kemendes PDTT dengan IFAD ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan juga bisa saling menguntung kedua belah pihak," katanya melalui siaran pers, Kamis (18/5).
IFAD telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia sejak 2010 dalam mengembangkan program PNPM pertanian khususnya di Papua dan Papua Barat. Kerja sama tersebut bertujuan dalam rangka percepatan peningkatan produksi, akses pemasaran hasil pertanian dan peningkatan kapasitas petani.
IFAD merupakan adalah lembaga khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang didirikan sebagai sebuah lembaga keuangan internasional. Lembaga ini berfungsi sebagai badan untuk mendanai pembangunan pertanian yang memiliki misi untuk memberdayakan masyarakat miskin di pedesaan dengan tujuan menghapuskan kemiskinan.