REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) terus meningkatkan kontribusinya dalam mendorong kemajuan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia. Salah satunya melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat terpadu (Pesat) yang sudah dijalankan sejak 2015.
"Tahun 2016 program Pesat ini kami lengkapi lagi dengan program pembinaan dan pendampingan kepada 150 wirausaha. Kami berikan couching dan pendampingan sehingga mereka mampu masuk ke dunia perbankan," ujar Senior Vice President Corporate Secretary Division Bank BJB, Hakim Putratama, kepada Republika.co.id, baru-baru ini.
Menurut Hakim, masalah utama yang dihadapi pelaku wirausaha UMKM adalah tidak terbuka dan 'buta' dengan literasi keuangan. "Kami sebagai institusi perbankan dengan aturan yang ketat dan syarat-syarat yang ketat. Jadi, kami merasa bertanggung jawab menjadikan mereka nasabah yang berkualitas," katanya menambahkan.
Dalam rangka mencetak nasabah UMKM yang berkualitas, Hakim menuturkan, Bank BJB melakukan program pendampingan dan pelatihan sebelum mereka mendapatkan akses permodalan. "Kami damping selama enam bulan secara intensif, satu mentor untuk 10 pelaku wirausaha. Kita buat bootcamp, bagaimana mengatur cashflow karena kebanyakan mereka belum punya tabungan," tuturnya.
Melalui cara ini, lanjut Hakim, Bank BJB ikut berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Selain itu, kata dia, dengan cara ini jumlah kredit macet Bank BJB bisa terjaga.
"Untuk dapatkan nasabah yang baik kita harus buat dia jadi bankable," ucapnya.
Ke depan, menurut Hakim, pihaknya sedang menjalankan program untuk membina desa-desa. "Bekerja sama dengan Pemprov Jabar kami akan melaunching program mengelola keuangan satu desa yang baik," katanya menambahkan.